Sabtu, 22 Maret 2014

malam, sinar, dan suara

siluet  insan ditikam malam
ditampar dosa, terkucil diantara jutaan sinar bintang
terkadang sunyi memiliki bunyi
setidaknya riuh bergemuruh dalam batok kepala sendiri


persimpangan jalan selalu membingungkan
nada-nada kegelapan mengusik tentram bukit hati yang landai
hanya ada dua pilihan, ke kiri atau ke kanan
tapi waktu enggan berkompromi untuk banyak berandai-andai


seakan semakin samar, padahal bola mata tak pernah berdusta
namun bisikan nurani ialah sebenar-benarnya suara
keindahan yang terlihat mata, tak selalu begitu adanya
mana yang nyata? dimensi semesta ada di hati dan di kepala


rembulan masih mau membiaskan sedikit sinar
menghibur para makhluk karena hilangnya bayangan
mungkin siang sinarnya terlalu menyilaukan
sehingga malam ialah sebaik-baik waktu untuk bercermin


lalu senja dan fajar mengajarkan bahwa perubahan ialah sebuah keindahan
pun begitu pelangi ialah pertanda badai telah mereda
tak ada yang perlu ditakutkan, silih bergantinya sisi ialah wajar bagi kehidupan
berdamailah dengan hati, berbagi kursi bersama jati diri menunggu datangnya arti

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak