Rabu, 19 Maret 2014

Perihal Apel Newton

Semua ini berawal dari kebengongan, ketidak puguhan aktivitas, random, bahkan mungkin chaos sehingga jadilah aku yang bengong melamun dan memandangi linimasa di twitter. Satu persatu akun yang berseliweran berkicau, bahkan beberapa ada juga yang menggonggong.


Sesungguhnya aku tak ingin bengong, inginku banyak berkicau juga, hanya saja saat ini aku seringnya bermain twitter via PC lantaran henpon androidku yang masih saja memerlukan perawatan di tukang service handphone karena dengan tak sengaja ia mandi besar oleh air yang tumpah di gelasku tempo lalu. Dan masalahnya ketika main twitter via PC dengan layar monitor yang besarnya sedaratan negara timor-timor bagi semut ini, ketika ada orang lain di belakangku, aku menjadi tak sebebas merpati untuk terbang, aku tak bisa ngetweet, entah mengapa jari-jariku kaku, ada perasaan kikuk tersendiri, padahal aku juga gak begitu yakin jika saudaraku si Nizar itu yang ada semenjak tadi siang disini memperhatikan apa yang bakal aku tweet.


Kebengongan yang terjadi hingga beberapa saat yang lalu pun akhirnya menjadikanku hanya bisa berobservasi terhadap akun-akun yang berseliweran di lini masa tadi (stalking sih tapi aku lebih suka menyebutnya observasi hahaha), dan entah mengapa tiba-tiba aku tersesat hingga sampailah aku pada akun @corbuzier yang memang gak aku follow, iya itu itu loh seorang mentalist nyentrik dengan kepala pelontosnya, masa udah 2014 kalian gak tau. Dan yang menjadi istimewa ialah ini, akhirnya aku menemukan sebuah quote yang bagiku ini sih sangat menggugah dan semakin memotivasi untuk menjalani kehidupan dengan cerita, peran, juga latar sebagai diri aku sendiri. Beginiliah bunyinya..


 "Seandainya Newton ada di kelas saat itu...
source: @corbuzier
Setelah membaca quote tersebut, aku kemudian menyimpulkan. Seandainya Isaac Newton saat itu turut duduk beserta teman sebayanya di kelas dan tidak terusir, mungkin ia tidak menemukan apapun. Guru yang mengusir karena menganggapnya bodoh juga teman-temannya yang meledek keterbelakangannya adalah sebab yang begitu pahit kala itu, namun karena mereka juga lah teori gravitasi dapat di temukan Newton.

Sehingga, hal sepahit apapun yang menimpa aku, kamu, atau siapapun saat ini, bisa jadi itu ialah cara istimewa Tuhan menggiringmu melalui semesta, agar kita menjadi sesuatu yang jauh lebih bermakna.

Pesan yang tidak kalah pentingnya dari kisah Newton ialah jiwa besar serta kepekaan hati harus dimiliki untuk memahami situasi yang kita anggap terpuruk, agar kita pun bisa menemukan makna dari apel-apel yang jatuh menimpa kepala kita. Seandainya pula Newton seorang yang emosional kala itu, mungkin ia akan berpikir, "Semenderita ini kah gue, setelah terusir dari kelas, dicaci teman-teman, ini pohon malah ikut-ikutan nimpuk pake apel, gue tebang juga nih pohon?!?!"

***

P.S lainnya: contoh kecilnya, tulisan ini pun tak akan ada, jika saja tadi aku tidak terpaksa harus berada dalam kebingungan di tengah hiruk pikuk lini masa yang disebabkan mati gayanya aku oleh kehadiran saudaraku. Apapun yang terjadi pada semesta tidak pernah ada yang sia-sia.


Oleh Bani yang diam-diam menulis setelah si Nizar tidur_ 

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak