tag:blogger.com,1999:blog-43602902161609065192024-03-21T17:36:19.318+07:00Majelis Meja Tulisbacalah. dengan menyebut nama Tuhanmu.Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.comBlogger65125tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-4893641515736565682024-03-17T00:30:00.003+07:002024-03-17T00:31:02.900+07:00MenyingsingTak ada tempat yang benar-benar sunyi<span class="fullpost"></span><div>Bahkan isi kepalamu pun memiliki bunyi</div><div><br /></div><div>Jika duniamu sudah terlalu bising</div><div>Ada nikmat dalam tenang dan menjadi asing</div>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-14483528271465701552014-05-05T16:48:00.000+07:002014-05-05T16:48:15.007+07:00Tepukan Magis Si Bos Sayur<div class="MsoNormal">
Siang itu, hiduplah seorang lelaki seperti biasanya.
Panasnya udara Bandung beserta bisingnya kendaraan bermotor di tengah kemacetan
membuat pria itu ingin sekali membuka pakaiannya lalu ikut panjat pinang,
sayangnya hari itu sedang tidak ada 17 Agustusan karena memang bukan bulang Agustus, sehingga menyebabkan pria itu hanya bisa
bersabar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pria tersebut tidak lain adalah aku yang menceritakan kisah ini sekarang. Juga aku yang barangkali pernah mencintai kamu, atau suatu saat nanti
bisa saja akan mencintaimu dan
mengajakmu hidup bersama selamanya, ya atur-atur aja asalkan kamu itu wanita dan kita cocok
serta Tuhan takdirkan pastinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kembali pada siang itu, sebuah siang dimana aku baru saja
pulang dari kerja serabutanku, tak usah aku ceritakan aku kerja apa, karena itu tak akan membuat
gajiku naik. Aku sedang dibuat
kesal oleh kemacetan dan tentunya membuat aku ingin segera sampai ke rumah untuk segera tiduran di ubin dan mendinginkan suhu badan serta isi kepalaku yang mulai
kepanasan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi sesampainya di rumah, henponku berdering dan rupanya ada
sms dari Mamahku. Isinya begini,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Ban, mamah lagi nganter dulu nenek ke bank ngambil uang
pensiunannya kakek, kunci rumah dibawa mamah, kamu tunggu aja dulu di rumahnya
nenek.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku jadi berpikir perempuan itu emang sukanya gunain duit
cowok, buktinya uang pensiunan almarhum kakekku yang udah wafat aja masih
mereka embat. Hmmm…<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku yang saat itu kelelahan bisa saja protes dan marah-marah
kenapa kunci rumah gak mamah simpan aja di laci rumahnya nenek, dengan begitu
aku bisa langsung ke rumah dan tiduran di ubin. Bisa sebetulnya aku tiduran
juga di ubin rumah nenek saat itu, tapi aku suka malu kalau tiduran di ubin
yang bukan rumahku, lebih tepatnya rumah si mamah sih karena aku belum bisa
beli rumah sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan alasan itu pula maka aku tidak protes terhadap
mamahku, dan menjawab pesan singkat tadi dengan kata “iya” saja. Aku harus tahu
diri kalau kunci rumah mamah bawa, toh itu memang rumah mamahku jadi terserah
dia mau kuncinya dibawa atau diapakan juga terserah, selama ini masih dikasih
tempat numpang aja udah syukur buat aku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Rumah Nenekku dan Rumah Mamahku itu memang berdekatan, bisa
dibilang tetanggaan. Nah ditengah bengongnya aku menunggu Mamah dan Nenekku
pulang datanglah si Uwak Udung. (Uwak=Paman). Dia aku panggil Uwak karena ia adalah kakak
dari mamahku yang satu ibu tapi beda bapak. Maklumlah karena nenekku sebelum
menikahi kakekku pernah menikah dengan cowok lain, yang tentunya sekarang udah jadi
kakek-kakek lain. Begitupula kakekku sebelum menikah dengan nenekku dulu,
pernah menikah dengan cewek lain, yang tsekarang pasti sudah jadi nenek-nenek juga tapi tentunya
nenek orang lain bukan nenekku. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dulu aku sempat galau juga ketika ditinggal pacar, tapi
melihat ketabahan nenekku yang ditinggal mati kakekku aku menjadi termotivasi
untuk kuat. Aku masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan nenek.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku cuma ditinggal pergi, masih bisa aku kejar lagi. Nenek ditinggal mati, mau ngejar ke akhirat? Yakali.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Aku masih muda, bisa cari lagi. Nenek sudah tua giginya
tinggal dua tapi gak hinggap di jendela, mau cari lagi?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi sempat sih saat teman-temanku datang ke rumah, aku
menawari salah satu teman. “Bro nenek gue galau nih semenjak kakek gue meninggal, lo mau gak nikah sama nenek
gue? Tar kan gue jadi manggil lo kakek.” Terus dia jawab “Dih, gue sih mau aja,
tapi gue gak sudi tar punya cucu kayak lo.” Sungguh itu jawaban yang menyakiti
hatiku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Oh iyah, si Uwak udung itu ialah saudagar sayur di pasar
Caringin. Si Uwak datang ke rumah nenekku karena ada keperluan katanya. Jadilah kami berdua
menunggu di tengah rumah itu. Perawakannya gemuk, hitam, dan suka mengobrol
layaknya bandar-bandar sayur lainnya. Siang itu pun si Uwak mengajakku ngobrol
dengan membuka perbincangan kesana kemari. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ia bercerita tentang solo karirnya sebagai bandar sayur.
Ia bertutur penuh semangat, sampai-sampai semangatnya masyarakat pas agustusan panjat pinang yang disuruh pak lurah juga rasanya kalau dibandingin si Uwak Udung ini
bercerita sudah jauh kalah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam rasa bangganya serta ceritanya yang penuh aroma berbagi ilmu
tentang seluk beluk dunia bisnis persayuran itu aku bertanya, “Waaah..emang
Uwak udah berapa lama bisa jadi sehebat itu dalam bisnis sayur?” beliau menjawab “hahaha dari 1991 sampai 2006,
sekarang mah udah capek jadi diterusin si Udi. hahaha” Si Udi itu anaknya,
seumuran denganku, dan tentunya cucu dari neneku juga tapi beda kakek.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ajaibnya, setiap kali aku bertanya lalu si Uwak menjawab, ia
selalu sambil tertawa dan menepuk bagian kakiku sebagai tanda keakraban.
Sialnya saat itu kakiku sedang bisulan, dan tiap tepukkan si Uwak yang menuju
kakiku selalu tepat mengenai bisulku itu. Duuh…<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kata Mamahku aku alergi telur, kalau makan telur mudah
sekali langsung muncul bisul. Entahlah barangkali itu mitos, sugesti, atau
betul adanya, yang jelas bisul yang kena tepuk itu sakit faktanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Faaak…” kataku dalam hati, ingin sekali aku bilang kalau
yang si Uwak tepuk itu tepat mengenai bisulku, tapi aku diam saja karena gak enak
motong pembicaraan orang yang lebih tua, dan sayang sekali kalau ilmu tentang bisnis
sayur yang dibagikan si Uwak siang itu berganti topik jadi bisnis bisul.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dipukulan pertama, mataku hanya berkaca-berkaca saja,
sebatang rokok aku nyalakan dan aku hisap untuk menenangkan aku yang agak
kesakitan. Si Uwak tidak ngeh dan melanjutkan cerita. Aku bertanya kembali “Wak,
emang sayur bisa bertahan berapa lama sih?” Ia terdiam, bukan gak bisa jawab,
tapi karena lagi minum. Kemudian setelah ia minum habis air di gelasnya ia pun
langsung menjawab pertanyaanku tadi, “Hahaha Sayur itu produk alam, bukan
pabrik jadi gak bisa disimpan berbulan-bulan, siang ini kita punya barang maka
malam nanti harus habis terjual, kalau gak ya keesokan harinya juga sudah
membusuk. Gitu ban..hahaha” “Ow-ow-ow kerasnya dunia sayur”, gumamku dalam
hati. Setelah menjawab itu sampai detail, Uwak aku lagi-lagi tertawa sendiri
dan menepuk kakiku lagi secara tiba-tiba.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mataku kini mulai mengeluarkan air mata, sehingga si Uwak
memandangku karena gaya tubuhku yang menggunakan tanganku mengusap air mata
tersebut. Sambil keheranan si Uwak bertanya, “Hahaha Kenapa kok nangis ban?”
Aku dengan tenang menjawabnya, “Terharu wak, denger cerita uwak, bisnis sayur
rupanya besar sekali resikonya. Belum persaingan dengan pedagang lain, lalu sayur
yang membusuk, atau memang belum lagi sayurnya tidak laku. duuh..”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Setelah panjang lebar ngobrol dan yang ke entah berapa
kalinya ia menepuk tubuhku, karena tak hanya kaki tapi kadang juga si Uwak suka
menepuk pundak, atau lengan bagian atas sebagai keakraban, tiba-tiba terdengar
gemuruh suara petir. Suara itu menyebabkan aku berkata ke si Uwak, “Wak,
kayaknya bakal hujan ya?” Kemudian Ia terlihat bakal pulang dengan berdiri dari
duduknya, itu membuat perasaanku lega,
bahwa penderitaan sekaligus ilmu pengetahuan tentang bisnis sayur berakhir.
Benar saja, si Uwak Udung itu pamit sambil menjawab pertanyaanku yang tadi, “Hahaha
duh iya Ban, kayaknya Uwak harus segera pulang dulu aja, pakai motor soalnya. Hahaha.”
*PLAAAAK* si Uwak mendaratkan pukulan
ringan terakhirnya sambil melengos pergi tanpa memandangku lagi. Pukulan ringan
terakhirnya itu barangkali bagiku menjadi salah satu pukulan terberat dalam
hidupku, Tepat mengenai bagian bisulku lagi, aku merasa ada nanah dan darah
keluar, dengan kesakitan dan wajah berderai air mata aku ke kamar mandi. Benar
saja, bisulku pecah. AW-AW-AW..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hujan di luar turun, aku bisa tahu karena bunyi suaranya
yang tik-tik-tik di atas genting.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Persis dalam lagu di masa kanak-kanakku dulu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Mamahku dan Nenekku rupanya belum pulang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Barangkali di jalan mereka dicegat bakso yang super enak dan
terpaksa beli sambil berteduh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Ditulis di Bandung, yang sedang tanggal 5 Mei 2014<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-42407106396838976692014-05-01T16:26:00.000+07:002014-05-01T16:26:15.824+07:00Agar Percaya Diri<div class="MsoNormal">
Kepada aku sendiri, kamu, dan juga kalian yang barangkali
sering tak percaya diri dan sering ragu untuk berbuat sesuatu. Terlebih jika
dihadapan orang banyak. Aku akan menukil sebuah kalimat dari sebuah kitab (buku)
yang aku baca tadi malam. Bagiku ini luar biasa, sampai aku berpikir dan sibuk
mengantuk pada malam tadi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Maka janganlah kau
dengar apa yang akan aku kutip ini karena tidak akan menimbulkan bunyi, tapi
bacalah, dengan begitu semoga kau akan paham.</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<a name='more'></a><br /><br />
<blockquote class="tr_bq">
Anak sulungku bertanya lagi meskipun dia sudah ngantuk, “Ayah,
aku disuruh guru untuk tampil main biola pada acara sekolah.” Sambil aku pegang rambutnya, aku berkata: “Tampilah, Nak, mudah-mudahan engkau senang.”</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Dia memandangku dan mengatakan keluhannya, “Tetapi aku malu,
Ayah.” Maka kataku kepadanya, “Sayang, hendaknya bukan engkau yang harus malu.”
Dia bertanya, “Siapa yang harus malu, wahai Ayah?” Jawabku, “Penontonlah yang
harus malu, sesungguhnya mereka hanya bisa menonton.”</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Dia bertanya sekali lagi, “Bagaimana kalau semua penontonnya
adalah pemain biola, Ayah?” Aku menjawab, “ Maka hebatlah dirimu, sebab engkau
adalah yang sudah mau tampil.”</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
“Apabila seseorang memiliki suara yang merdu, lalu dia
tampil di atas panggung dan bernyanyi, bagiku apa hebatnya apabila hal itu
adalah perkara mudah baginya. Dan seseorang yang suaranya tidak terlalu merdu,
tetapi dia naik panggung dan menyanyi, bagiku itulah yang hebat, sesungguhnya
untuk itu dibutuhkan kekuatan.”</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Dia bertanya lagi, “Bagaimana kalau ada jurinya, Ayah?” Aku
menjawab, “Dengarlah Anakku, juri boleh menilai kita kalah, tetapi kita bisa
merasa menang dengan menilai juri salah.” Mendengar jawabanku itu anakku
tertawa dan berkata, “Siap, Ayah!” </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
dari Kitab Al-Asbun karya <a href="https://twitter.com/pidibaiq" target="_blank">@pidibaiq</a>, surat nyamuk, ayat 32-36.
</blockquote>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Demikianlah, aku sudah menuliskannya untuk aku dan yang ingin
membaca juga mengambil hikmahnya. Supaya suatu saat jika mungkin lupa aku bisa membacanya kembali. Seandainya
buku Al-Asbun itu bukan punya temanku mungkin tak akan kutulis ini, karna aku
kapan saja bisa membuka buku itu, sayangnya harus segera aku kembalikan. Tapi
dengan begini aku jadi tahu manfaat dari meminjam, salah satunya ialah untuk memaksaku
menulis kembali apa yang ingin aku ingat dari apa yang aku pinjam.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Juga dengan aku menuliskannya maka tak hanya aku yang bisa
kapan saja membacanya kembali, juga kamu dan siapa saja yang bisa membaca dan
memiliki koneksi internet yang cukup.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selamat berpikir, karena dengan begitu kita bersyukur telah
diberi otak dengan menggunakannya.</div>
<div class="MsoNormal">
Semoga bermanfaat, sejahtera dan selamat dunia akhirat.</div>
<div class="MsoNormal">
Ombilihoom~</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-63919200916944028092014-04-27T00:49:00.000+07:002014-04-27T00:49:06.013+07:00Sri Yang Baik<div class="MsoNormal">
Hanya karena aku mengenalmu, maka kamu ialah temanku, maka
kamu ada dalam doaku. Seringnya begitu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ada kabar buruk yang membuat langit di kepalaku sementara ambruk. Kabar mengenai dirinya, temanku yang
baru saja dipanggil Ia dengan cara yang tak terduga. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Adalah Sri Madriani Sila Yogi seorang yang baru saja aku kenal
beberapa bulan ke belakang, seorang perempuan asal Bali yang berjuang hidup di
Bandung demi menggapai cita-citanya dan harus rela jauh dari kedua orang tuanya
lalu hidup mandiri disini.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Meski aku belum seberapa dekat menjadi temannya, tapi aku sempat
banyak mendengar cerita tentangnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sri yang baik, yang ketika tak ada ongkos menuju tempat
kerja dengan rela berjalan kaki berkilo-kilo meter dari rumah menuju kantor (Dago-Pasteur),
dengan alasan tak mau merepotkan teman-temannya untuk sekedar meminjam uang kepada
mereka.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sri yang baik, yang hampir setiap saat ia dan
teman-temannya makan di sebuah café atau tempat makan, ia selalu tak lupa menyisakan makanannya kemudian
membungkusnya untuk ia bawa pulang ke rumah lalu diberikan pada anjing
peliharaan kesayangannya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sri yang baik ialah seorang Hindu yang cukup taat,
setiap kali ia memesan makanan, atau ditawari makanan, ia begitu berhati-hati dan
selalu menolak apapun yang mengandung Sapi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jujur aku malu, aku yang sering menggerutu saat sedikit saja kehidupan tak mendukungku.</div>
<div class="MsoNormal">
Aku malu, aku yang kekenyangan dan sering lupa kepada sesama makhluk.</div>
<div class="MsoNormal">
Aku malu, aku yang terkadang lupa pada perintah agamaku. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Malam tadi aku membaca sebuah <a href="http://news.metrotvnews.com/read/2014/04/26/235304/kecelakaan-di-tol-cipularang-tiga-tewas" target="_blank">portal berita mengenai sebuah kecelakaan</a>, disana ternyata tertulis namanya yang terselip
diantara nama-nama korban meninggal kecelakaan itu. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selamat jalan Sri yang baik..</div>
<div class="MsoNormal">
Engkau kini kembali pada Tuhan yang Maha Baik..</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTjvN1jCYMcKYQwKO_gpCzeEPEO97nSBQPNKtmVa7P95iQslFanIgmhmMbCG8jWBXbpRPugwZPOEOBKzpswfPa4TkrFwdAXL9Y-_a7tDhqjW1h6kJjKoKS3e0N-Q65fvFIJ8_kEWrz2_8/s1600/ONGIE.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTjvN1jCYMcKYQwKO_gpCzeEPEO97nSBQPNKtmVa7P95iQslFanIgmhmMbCG8jWBXbpRPugwZPOEOBKzpswfPa4TkrFwdAXL9Y-_a7tDhqjW1h6kJjKoKS3e0N-Q65fvFIJ8_kEWrz2_8/s1600/ONGIE.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bani-Bhena-Alit-Sri<br />Sebulan yang lalu, di sebuah tempat makan</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-87406635421053221182014-04-12T17:26:00.000+07:002014-04-12T17:33:25.103+07:00Puisi Bosan<div style="text-align: right;">
Tak lelahkah kita menjadi mesin penghasilan<br />
Kesana-kemari mencari penghidupan</div>
<div style="text-align: right;">
Berulang kali kita lewat taman perkuburan</div>
<div style="text-align: right;">
Berulang kali juga kita lupa kematian</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Ada yang takut akan kesepian</div>
<div style="text-align: right;">
Ada juga yang menghindari keramaian</div>
<div style="text-align: right;">
Beberapa disibukan persoalan</div>
<div style="text-align: right;">
Beberapa lainnya muak memberikan jawaban</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Kemana lagi kakimu akan dilangkahkan</div>
<div style="text-align: right;">
Bumi ini luas memberikanmu pilihan</div>
<div style="text-align: right;">
Menenggelamkan diri di perairan</div>
<div style="text-align: right;">
Atau kekeringan di atas daratan</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Sementara itu burung terbang bebas di atas awan</div>
<div style="text-align: right;">
Terkekeh-kekeh melihat manusia dalam kesibukan</div>
<div style="text-align: right;">
Yang tua sibuk melepas kenangan</div>
<div style="text-align: right;">
Yang muda sibuk khawatirkan masa depan</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Barangkali kau bosan nona dan tuan</div>
<div style="text-align: right;">
Disana-sini penuh sesak oleh drama percintaan</div>
<div style="text-align: right;">
Sebagian berakhir indah di pelaminan</div>
<div style="text-align: right;">
Sebagian lainnya berakhir tragis putus di jalanan</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Bagaimanapun ini adalah puisi bosan</div>
<div style="text-align: right;">
Aku menulisnya tanpa pedulikan kiasan</div>
<div style="text-align: right;">
Ditulis dengan tinta-tinta kecemasan</div>
<div style="text-align: right;">
Sebagai mantra pengusir kekalutan</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Bandung, 12 april 2014</div>
<div style="text-align: right;">
sesaat sebelum matahari ditenggelamkan</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-15243285966909193002014-04-08T16:52:00.001+07:002014-04-09T01:50:43.035+07:00Kepada Ras Pemimpin Bumi<blockquote class="tr_bq">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, tahoma, arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.45599937438965px;">“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. “Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? “Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, tahoma, arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.45599937438965px;">(Q.S. Al-Baqarah: 30)</span></blockquote>
<br />
Alangkah beruntung kalian diciptakan sebagai manusia, menjadi ras yang diunggulkan Tuhan untuk membuat kuasa di muka bumi. Bukan golongan Malaikat, Jin, Hewan, atau Tetumbuhan yang dipercaya memilkul amanat untuk mengurusnya. Lantas apa maksud Tuhan menjadikan manusia yang sering menumpahkan darah juga berbuat kerusakan sebagai pemimpin di bumi?<br />
<br />
Barangkali dengan tugas ini Tuhan menguji kelayakan kalian sebagai manusia, sudah seberapa pantas kalian dicintaiNya, sudah selayak apakah kalian mensyukuri pemberianNya tersebut. Amanat yang teramat berat memikul kepercayaan untuk mengurus kelangsungan hidup banyak makhluk di daratan maupun lautan yang sebegitu luas ini.<br />
<br />
Di tahun ini kalian sebagai manusia-manusia yang hidup di Indonesia, kalian dihadapkan pada pemilihan pemimpin, dengan arti kecil seorang yang kalian sebut sebagai presiden, karena dalam arti luas setiap manusia bisa diartikan pemimpin bagi diri dan lingkungannya sendiri.<br />
<br />
Kalian diberi tugas memilih seseorang untuk diberikan kuasa memimpin bangsa yang kalian sebut Indonesia. Sesungguhnya ini semua rumit, ini bukan tentang kelangsungan hidup ras manusia saja, namun juga ras lain yang hidup disini. Kalian lupa sebagai manusia yang menjadi egois terlalu peduli terhadap urusan-urusan kalian sendiri.<br />
<br />
Perlu kalian ingat, yang kalian pimpin bukanlah manusia saja. Ada banyak jenis hewan melata dari ujung Aceh hingga Papua, ada banyak Tumbuhan yang hidup di negri ini, Ada pula banyak sekali ikan-ikan yang berenang hilir mudik di setiap perairan negri ini.<br />
<br />
Bagaimana memimpin negerimu, jika saat kalian berorasi dengan segala basa-basi banyak rumput dan semut kecil yang kalian injak? Banyak sekali pohon yang dipaku dengan gambar-gambar poster bangsamu yang menurutku tidak gagah sama sekali. Belum lagi sampah-sampah usai pesta demokrasi bangsa kalian usai. Sampah-sampah poster itu seenaknya kalian bakar dan mencemari si Udara, beberapa pula terbuang ke sungai dan menghambat jalur si Air untuk melaksanakan tugasnya menuju lautan.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
Kepada jari jemari kalian kami mempercayakan pilihan, sebagai manusia kuharapkan kalian mau mengerti dan peduli terhadap kami. Bukan hanya kalian yang tinggal di muka bumi, perlakukanlah kami semestinya. Jangan tunggu alam marah dan membuat kalian kembali berduka lalu berfikir. Jaga kami seperti kami menjaga kehidupan kalian, makanlah buah atau daging-daging dari kami sesuka kalian seperti biasanya, tapi ingatlah untuk memperhatikan sedikitnya keperluan kami.<br />
<br />
Aku pepohonan yang dengan sukarela menjadi bahan bangunan rumahmu tempat berteduh.<br />
Aku tanah yang rela terus kau injak.<br />
Aku udara yang senantiasa masuk ke hidungmu dan membuatmu tetap bernafas.<br />
Aku air yang sering membasuh tubuh kotormu, dan mengantarkan tai-taimu ke dalam tanah.<br />
Aku hewan-hewan yang seharusnya liar yang tunduk menjadi hidangan makan malammu.<br />
<br />
Kami semua sepakat untuk berteriak lantang, <b>TOLONG PILIHKAN PEMIMPIN TERBAIK BAGI KAMI!</b> dan jika suatu saat kalian yang diusung menjadi pemimpin-pemimpin baru di muka bumi, <b>JADILAH PEMIMPIN BAIK BAGI KAMI.</b><br />
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Bandung, 8 April 2014</div>
<div style="text-align: right;">
Sehari sebelum pemilu</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-88656576344909085172014-04-02T23:31:00.002+07:002014-04-02T23:31:42.212+07:00Kepulangan TemanSubuh tadi aku mendengar berita duka yang dikabarkan pohon salak berwarna jingga. Duka dan luka saja membuatku bingung, keduanya sama-sama kepedihan. Oh mungkin luka ialah kepedihan yang bisa lihat secara fisik seperti borok barangkali. Sedang duka ialah kepedihan yang bermuara dalam batin.<span class="fullpost">
</span>
<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Aku percaya bahwa manusia memiliki tiga unsur dalam dirinya. Akal, jasad, dan ruh, lalu ketiganya juga perlu makan agar mereka tak sakit atau mati. Jasad perlu nutrisi berupa nasi lauk pauk, Akal perlu ilmu, dan Ruh memerlukan ibadah (interaksi dengan Tuhan).</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Berita duka dari si pohon salak tadi ialah kabar bahwa teman lamaku telah gugur dalam pertempuran melawan sakit jasad yang dideritanya. Konon ia terkena jenis racun yang sangat aneh, berbagai tabib telah ia datangi, namun tak kunjung juga kembali sehat.</div>
<div>
<a name='more'></a><br /></div>
<div>
Dalam pesan terakhirnya yang ia tulis dalam sebuah gulungan kulit domba, ia mengatakan permintaan maaf kepada siapapun barangkali ia memiliki salah. Surat di gulungan kulit domba itu ia tulis tepat seminggu yang lalu sebelum hari ia dikabarkan meninggal dunia. Apakah itu yang dinamakan sebuah firasat atau tanda-tanda?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Salah seorang guruku pernah mengatakan padaku, bahwa seseorang yang akan meninggal dunia, 40 hari sebelum ia wafat sebetulnya ia sudah menjadi mayat. Benar atau tidak entahlah, hanya saja seringnya begitu, sebuah firasat atau pertanda biasanya dirasakan oleh orang-orang terdekatnya, atau muncul dari si calon mayat tersebut melalui perbuatan-perbuatan yang tak biasanya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebuah kematian memang misteri, begitupun dengan pertandanya. Hanya saja seperti yang aku katakan tadi barangkali jasadnya sudah tak lagi mampu berfungsi dan tak bisa digunakan oleh ruh sebagai rumahnya lagi. Ruhnya tetap hidup dan menuju kehidupan di dimensi lainnya setelah melewati gerbang yang kita sebut kematian.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ruhnya tak memerlukan lagi jasad untuknya berjalan di atas muka bumi, tak memerlukan lagi akal untuk mengendalikan kemana jasadnya menuju sesuatu yang hendak ia tuju. Tapi ruhnya memerlukan kiriman do'a agar ia tetap sentosa di alam sana.</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div>
<br /></div>
<div>
*tulisan ini didedikasikan untuk sahabatku yang malam kemarin benar-benar telah berpulang ke pangkuanNya. Selamat jalan teman, kini engkau dalam pelukan Tuhan. Sampai jumpa sahabat, semoga kita kembali dipertemukan di alam yang penuh rahmat. Rasanya baru kemarin kita berbagi tawa bertukar cerita. Mungkin engkau pernah dilukai dunia, semoga lekas tenang kini di Surga. Amiin..</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAZ-eNjtELx9OKdjW0meFNTLNiMU74r4F7odZXsqyJ1NxZuq06wjz7WzF_o_fWmaZ9KD27jJ46qHiXle3tZ1b7DQaGceL4OGw0vbgL-le-OsMptDyz7iL3o8uV1zi8AKMApKvCA96xIg8/s1600/ripasepriza1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAZ-eNjtELx9OKdjW0meFNTLNiMU74r4F7odZXsqyJ1NxZuq06wjz7WzF_o_fWmaZ9KD27jJ46qHiXle3tZ1b7DQaGceL4OGw0vbgL-le-OsMptDyz7iL3o8uV1zi8AKMApKvCA96xIg8/s1600/ripasepriza1.jpg" height="200" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small; text-align: start;">Rest In Peace Asep Riza Fasya.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-69818940287108596932014-03-22T02:10:00.001+07:002014-03-22T02:10:57.312+07:00malam, sinar, dan suara<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtSA4hrGPwABGUmQ5lSL7_DfNMXHjepl-r_jwUv_UHMIJ9S0e3noSmjau77duT8h0tLaZxlEwBCTlU8eQl9b0CDE5t7855HoJEgImrXvbMUmDnDEU-qXKSutCqrzRUs8vq2oYwdS7i4RQ/s1600/kerudung-malam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtSA4hrGPwABGUmQ5lSL7_DfNMXHjepl-r_jwUv_UHMIJ9S0e3noSmjau77duT8h0tLaZxlEwBCTlU8eQl9b0CDE5t7855HoJEgImrXvbMUmDnDEU-qXKSutCqrzRUs8vq2oYwdS7i4RQ/s1600/kerudung-malam.jpg" height="320" width="238" /></a></div>
<div>
siluet insan ditikam malam<br />
ditampar dosa, terkucil diantara jutaan sinar bintang</div>
<div>
terkadang sunyi memiliki bunyi</div>
<div>
setidaknya riuh bergemuruh dalam batok kepala sendiri</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
persimpangan jalan selalu membingungkan</div>
<div>
nada-nada kegelapan mengusik tentram bukit hati yang landai</div>
<div>
hanya ada dua pilihan, ke kiri atau ke kanan</div>
<div>
tapi waktu enggan berkompromi untuk banyak berandai-andai</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
seakan semakin samar, padahal bola mata tak pernah berdusta</div>
<div>
namun bisikan nurani ialah sebenar-benarnya suara</div>
<div>
keindahan yang terlihat mata, tak selalu begitu adanya</div>
<div>
mana yang nyata? dimensi semesta ada di hati dan di kepala</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a name='more'></a><br /></div>
<div>
rembulan masih mau membiaskan sedikit sinar</div>
<div>
menghibur para makhluk karena hilangnya bayangan</div>
<div>
mungkin siang sinarnya terlalu menyilaukan</div>
<div>
sehingga malam ialah sebaik-baik waktu untuk bercermin</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
lalu senja dan fajar mengajarkan bahwa perubahan ialah sebuah keindahan</div>
<div>
pun begitu pelangi ialah pertanda badai telah mereda</div>
<div>
tak ada yang perlu ditakutkan, silih bergantinya sisi ialah wajar bagi kehidupan</div>
<div>
berdamailah dengan hati, berbagi kursi bersama jati diri menunggu datangnya arti</div>
<div>
<br /></div>
Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-53121472351573516312014-03-21T01:25:00.000+07:002014-03-21T01:25:29.050+07:00yes, i'll make it all mine!<iframe width="420" height="315" src="//www.youtube.com/embed/c3axGcVf1l0" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-23433893013950893182014-03-19T01:43:00.001+07:002014-03-19T10:37:34.165+07:00Perihal Apel NewtonSemua ini berawal dari kebengongan, ketidak puguhan aktivitas, random, bahkan mungkin chaos sehingga jadilah aku yang bengong melamun dan memandangi linimasa di twitter. Satu persatu akun yang berseliweran berkicau, bahkan beberapa ada juga yang menggonggong.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sesungguhnya aku tak ingin bengong, inginku banyak berkicau juga, hanya saja saat ini aku seringnya bermain twitter via PC lantaran henpon androidku yang masih saja memerlukan perawatan di tukang service handphone karena dengan tak sengaja ia mandi besar oleh air yang tumpah di gelasku tempo lalu. Dan masalahnya ketika main twitter via PC dengan layar monitor yang besarnya sedaratan negara timor-timor bagi semut ini, ketika ada orang lain di belakangku, aku menjadi tak sebebas merpati untuk terbang, aku tak bisa ngetweet, entah mengapa jari-jariku kaku, ada perasaan kikuk tersendiri, padahal aku juga gak begitu yakin jika saudaraku si Nizar itu yang ada semenjak tadi siang disini memperhatikan apa yang bakal aku tweet.</div>
<div>
<a name='more'></a><br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kebengongan yang terjadi hingga beberapa saat yang lalu pun akhirnya menjadikanku hanya bisa berobservasi terhadap akun-akun yang berseliweran di lini masa tadi (<i>stalking sih tapi aku lebih suka menyebutnya observasi hahaha</i>), dan entah mengapa tiba-tiba aku tersesat hingga sampailah aku pada akun <a href="https://twitter.com/corbuzier" target="_blank">@corbuzier</a> yang memang gak aku follow, iya itu itu loh seorang mentalist nyentrik dengan kepala pelontosnya, masa udah 2014 kalian gak tau. Dan yang menjadi istimewa ialah ini, akhirnya aku menemukan sebuah quote yang bagiku ini sih sangat menggugah dan semakin memotivasi untuk menjalani kehidupan dengan cerita, peran, juga latar sebagai diri aku sendiri. Beginiliah bunyinya..<br />
<br />
<br /></div>
<div>
"Seandainya Newton ada di kelas saat itu...<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnDFLqrj5h4WQr6emPZkDJfTqr30cGJIILNCXmGS7NYhcNaLM_snI_HhGkZ4mOwhCk0yXgBJsamKUYg0LP_f4dJ8Lfnbg_mzX_7OH7VVkI2HPvx9ZaucwhXuAz5vxlempAqL1LCrX8TaY/s1600/newton.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnDFLqrj5h4WQr6emPZkDJfTqr30cGJIILNCXmGS7NYhcNaLM_snI_HhGkZ4mOwhCk0yXgBJsamKUYg0LP_f4dJ8Lfnbg_mzX_7OH7VVkI2HPvx9ZaucwhXuAz5vxlempAqL1LCrX8TaY/s1600/newton.jpg" height="320" width="213" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source:<a href="https://twitter.com/corbuzier" target="_blank"> @corbuzier</a></td></tr>
</tbody></table>
Setelah membaca quote tersebut, aku kemudian menyimpulkan. Seandainya Isaac Newton saat itu turut duduk beserta teman sebayanya di kelas dan tidak terusir, mungkin ia tidak menemukan apapun. Guru yang mengusir karena menganggapnya bodoh juga teman-temannya yang meledek keterbelakangannya adalah sebab yang begitu pahit kala itu, namun karena mereka juga lah teori gravitasi dapat di temukan Newton.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="background-color: orange;"><b>Sehingga, hal sepahit apapun yang menimpa aku, kamu, atau siapapun saat ini, bisa jadi itu ialah cara istimewa Tuhan menggiringmu melalui semesta, agar kita menjadi sesuatu yang jauh lebih bermakna.</b></span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pesan yang tidak kalah pentingnya dari kisah Newton ialah <span style="background-color: orange;">jiwa besar serta kepekaan hati harus dimiliki untuk memahami situasi yang kita anggap terpuruk, agar kita pun bisa menemukan makna dari apel-apel yang jatuh menimpa kepala kita.</span> Seandainya pula Newton seorang yang emosional kala itu, mungkin ia akan berpikir, "Semenderita ini kah gue, setelah terusir dari kelas, dicaci teman-teman, ini pohon malah ikut-ikutan nimpuk pake apel, gue tebang juga nih pohon?!?!"</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div>
P.S lainnya: contoh kecilnya, tulisan ini pun tak akan ada, jika saja tadi aku tidak terpaksa harus berada dalam kebingungan di tengah hiruk pikuk lini masa yang disebabkan mati gayanya aku oleh kehadiran saudaraku. Apapun yang terjadi pada semesta tidak pernah ada yang sia-sia.<br />
<br />
<br />
Oleh Bani yang diam-diam menulis setelah si Nizar tidur_ </div>
Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-35733235038637790942014-03-12T21:38:00.000+07:002014-03-12T21:38:44.793+07:00selalu ada do'a untuk dia aminkan<div style="text-align: justify;">
Sejatinya perayaan ialah rasa senang yang ditularkan.</div>
Sederhananya perayaan adalah saat senyum dan tawa hadir di sekelilingmu.
<br />
<div style="text-align: justify;">
Rumitnya perayaan yaitu pesta yang terlalu gemerlap menjadi hura-hura.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti tahun-tahun yang lalu, kesunyian menjadi sebuah perayaan antara jiwanya dengan Tuhan. Dalam hidupnya, pria ini hanya pernah satu kali dengan sengaja merayakan ulang tahunnya. Saat itu usianya menginjak 5 tahun, dan kala itu kedua orang tuanya mengundang teman-temannya untuk hadir dalam rangka merayakan bertambahnya usia buah hatinya tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Balon berwarna-warni menghiasi ruangan sederhana itu. Teman-temannya berpakaian rapih, sambil mengepit kado di ketiaknya masing-masing. Sebuah <i>cake</i> dengan lilin berbentuk angka 5 diarak kedua orang tuanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pria kecil itu tak mengerti, mengapa ia harus meniup lilin tersebut, padahal membiarkannya menyala lebih disukainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebuah lagu <i>"happy birthday"</i> pun serempak dinyanyikan teman-temannya juga para orang tua mereka yang memang mengantarnya.<br />
Tertawa riang gembira, serta candaan menjadi hingar bingar pada hari yang cerah itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
19 tahun yang lalu menjadi perayaan dimana ia dihujani kado melimpah dari orang-orang terdekatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mensyukuri setiap mainan yang ia dapat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengamini setiap panjatan do'a yang dikhususkan untuknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimanapun untuknya perayaan hanyalah selebrasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang terpenting ialah angka usia yang tersemat dalam hidupnya semakin ia pertanggung jawabkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Serta sisa umurnya digunakan untuk menghapus keburukan, juga lahan untuk menanam banyak kebaikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia ingin semakin berguna, memberikan makna, menebar bahagia.</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena setiap detik ialah berharga, berharap sisa umurnya tak menjadi sia-sia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini, tak ada lilin di atas kue yang harus ia tiup.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ada pula mainan yang ia inginkan, karena sudah malu dengan kumis dan janggut yang mulai tumbuh menghiasi wajahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun,<br />
selalu ada do'a untuk dia aminkan.<br />
terimakasih semuanya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinmkcV-pdQmYD8Dkbgb7MN582p4FHd3_I-dV34pbM7y7_o7_rXLcWKIkq1AVjMCsxu22tpt24z83IYQHf8lHWszkjquiFt85jibzX3iBIw9n0JUqCVvl-3seWHDVfJmgxT_hyphenhyphenM_gFgfdc/s1600/cap.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinmkcV-pdQmYD8Dkbgb7MN582p4FHd3_I-dV34pbM7y7_o7_rXLcWKIkq1AVjMCsxu22tpt24z83IYQHf8lHWszkjquiFt85jibzX3iBIw9n0JUqCVvl-3seWHDVfJmgxT_hyphenhyphenM_gFgfdc/s1600/cap.jpg" height="217" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-29607993028147064232014-03-09T09:33:00.000+07:002014-03-09T10:11:41.148+07:00Bukan Orang Jahat yang Banyak, Tapi Orang-orang Baik yang Diam<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH9VNuQOIWNQ3laAy0gm2X56qbi9zeJfv_-o7WaR2hX9VqjYB-V0L9TB1tb63fVRel6OvJn58kaXtg_t6i0_ctLcxfpTu6LgDAlVDOd8fPNDn7d4hPAtMl1lxveY-ajrn4I0V3yNYugmU/s1600/chs.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH9VNuQOIWNQ3laAy0gm2X56qbi9zeJfv_-o7WaR2hX9VqjYB-V0L9TB1tb63fVRel6OvJn58kaXtg_t6i0_ctLcxfpTu6LgDAlVDOd8fPNDn7d4hPAtMl1lxveY-ajrn4I0V3yNYugmU/s1600/chs.jpg" /></a></div>
<br />
Pernahkah tersirat dalam benakmu, bahwa zaman ini memang
begitu <i>edan</i>?</div>
<div style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika tak hentinya segala macam media memberitakan
keburukan setiap harinya. Bahkan ketika baru saja tadi pagi kamu membuka mata
dan melihat layar televisi, yang pertama kali kamu temui ialah berita-berita
kriminal. Haruskah sepagi itu kita menyantap sarapan dengan menu yang begitu
mengerikan? Piring kosong dalam kepalamu
yang seharusnya terisi dengan inspirasi, semangat hidup, juga rasa syukur itu
harus ditukar paksa dengan rasa takut,
kengerian, dan hilangnya rasa percaya bahwa bumi yang kau pijak ialah tempat
terbaik yang Tuhan anugrahkan pada Adam beserta turunannya.<o:p></o:p></div>
</div>
<a name='more'></a><div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Sudah seporak poranda itukah negri ini? Bukankah kita selalu
kuat dan serta merta saling bahu membahu saat banjir, gunung meletus, gempa dan
tsunami hadir di negri ini atas nama “kemanusiaan”? Lantas jika bencana alam
datang kita bisa menyingsingkan lengan baju kita, lalu kenapa saat
bencana-bencana “kemanusiaan” hadir kita hanya menjadi penonton, dan mudah
mengekor pada arus deras komunikasi yang ada. <o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Benarkah kata "kemanusiaan" kah yang selalu kita dengungkan?
Saat kita lebih peduli pada kematian seekor kucing atau anjing dan menghakimi
pembunuhnya dengan umpatan ramai-ramai. Namun ketika banyak awan gelap mengepung
cerahnya sinar matahari pada bibit-bibit bangsa diam saja, pohon kecil tak akan
tumbuh subur jika melulu harus dihujani air namun tanpa mendapat cahaya. Pohon kecil
akan mati, jika air yang menyiraminya terlalu membanjir. <o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Tak setiap orang memiliki filter yang baik, tak setiap orang
memilki payung yang layak ketika rinai hujan begitu deras. Ketahuilah energi
negatif mampu menyebar luas ,cepat, merata, dari tingginya bukit-bukit subur
hingga lembah yang kering. <o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Benarkah jika negri ini dihuni dengan mayoritas orang-orang
jahat? Aku rasa bukan, di zaman ini mungkin orang-orang baik terlalu sibuk menyembunyikan
kebaikannya, atau mungkin orang-orang jahat yang terlalu senang menampilkan keburukannya. Bisa jadi juga kita yang sering memamerkan keburukan dan tak jarang malah merasa bangga akan hal itu tanpa kita sadari. Para setan pun semakin gigih menghasut dengan segala cara. salah
satunya ialah dengan membisiki banyak hati manusia dengan kalimat “Sudahlah,
tak perlu bicara kebaikan, kebenaran, ataupun sejenisnya, nanti kamu dianggap
riya, dianggap sok suci, dianggap sok benar, dan dapat mengurangi pahala keihklasanmu.” Maka jika
ada bisikan ini mengganggu hatimu, tutup telingamu dan niatkanlah semoga
kebaikan yang kau tampakan menjadi ajakan untuk kebaikan-kebaikan yang akan
diteruskan oleh banyak orang.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Atau mungkin pihak-pihak media yang terlalu suka menyoroti
kejahatan, kebencian, peperangan, dan keburukan? Entahlah, satu sisi ada benarnya namun di sisi lain
juga tak begitu adanya. Karena kebanyakan media kini tampak lebih peduli dengan
berita-berita yang kebanyakan orang memang menyukai dan meminatinya. Dengan
kata lain media hanyalah penyedia panggung. Kebaikan atau keburukan yang
menjadi aktor untuk memainkan peran diatasnya tergantung kita sebagai pasar
mereka yang menginginkannya. Budaya mencaci, menghakimi, menelisik bahkan mengusik
kehidupan orang lain terus hidup setiap harinya. Dan setiap detik pula rantai
estafet negatif itu terus bergerak dari satu kepala ke kepala lainnya.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Maka sudah selayaknya berbagai pihak saling bekerja sama
membangun arus informasi yang lebih jelas dan mengkaji ulang apa arti kebebasan
dalam jalur kesejatian hak asasi manusia itu sendiri. Media yang semakin mensupport dan lebih meyoroti
hal-hal positif, juga masyarakat yang semakin cerdas dalam menanggapi isu-isu di
sekililingnya. Dengan begitu keburukan akan mati dengan sendirinya dan
paradigma manusia-manusia dengan keramah-tamahannya kembali menjadi modal bahwa
dunia ini hanyalah tempat bagi menanam
kebaikan.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, masih maukah kita menjadi seorang yang hanya bisa
mencaci, menghakimi padahal masih banyak hal yang lebih penting untuk kita
tanggapi?<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Masih maukah kita menyembunyikan kebaikan yang seharusnya
menjadi pemicu kebaikan lainnya?<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Sudah saatnya kita saling bercermin, saling menguatkan.
Kembali membangun rasa saling percaya, kembali membangun peradaban yang lebih
layak dihuni sebagai mestinya. Jika bukan dimulai dari kita, siapa lagi? Jika
bukan saat ini, kapan lagi?<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<o:p>***</o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<o:p>terinspirasi dari tweet teman saya, <a href="https://twitter.com/mas_aih" target="_blank">@mas_aih</a>. terimakasih Galih.</o:p></div>
<div style="text-align: justify;">
<o:p><br /></o:p></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuir65zODyR2mjFYmn40UHj3iRiIngUR5W-2cVMpC1BGBzkAMrxROz_g1OS0f2YvBtkWb2hOnW9QShl7PSuWPCTBvTJXYnYA9Eyq7XWR56Z8gIyzeTkVki41s8LSlgk8oURoSOQRir5Jg/s1600/masaih.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuir65zODyR2mjFYmn40UHj3iRiIngUR5W-2cVMpC1BGBzkAMrxROz_g1OS0f2YvBtkWb2hOnW9QShl7PSuWPCTBvTJXYnYA9Eyq7XWR56Z8gIyzeTkVki41s8LSlgk8oURoSOQRir5Jg/s1600/masaih.jpg" height="112" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<o:p><br /></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<o:p><br /></o:p></div>
</div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-14511993939659667012014-03-05T22:12:00.000+07:002014-03-10T02:09:41.175+07:00Lelaki yang Tertawa di Atas Jambannya<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Semalam aku mules hebat, bukan karena aku ingin melahirkan,
tentu saja karena aku ialah lelaki. Dan aku gak tau sehebat apa mules yang
dialami kaum hawa saat sedang ingin melahirkan. Aku gak tau, sama sekali gak
tau, dan itu salah satu teka-teki di dunia ini yang gak akan pernah aku alami. Tapi yang jelas mules
perut semalam membawaku kepada jamban. Seringnya jika aku sudah berjumpa dengan
jamban, selama aku nongkrong di atasnya ia selalu mengajak aku berbincang,
berkhayal, bahkan seringnya memberikanku inspirasi. Iya jamban itu sangat baik,
ia memberiku inspirasi padahal aku cuma kasih dia ta*.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Kali ini jamban mengajakku mengingat memori masa kecilku.
Masa kecil yang sering kali membuat aku terkekeh-kekeh. Bahkan malam ini pun
begitu, pada sepertiga malam saat semua senyap, ada lelaki yang heboh tertawa
di dalam kamar mandinya. Iya itu aku.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Aku teringat akan hal yang ‘begitu entahlah’ saat kecilku
dulu, karena memang masa kecilku ialah masa yang sangat entahlah pula, mungkin kapan-kapan jika memang kalian ingin bisa dicek <a href="http://pejantan-sipit.blogspot.com/search/label/Masa%20kecil" target="_blank">disini</a> bagaimana aku dulu. Dan untuk sekarang salah satunya memori ini. Memori ketika dulu aku begitu senang menonton
film-film kartun sampai aku sempat menganggap banyak film kartun itu “based on
true story”. Monster itu ada, Scoobydoo
itu ada, Mobil-mobilan dan mainan bisa hidup, woody woodpacker itu ada, Tom n' Jerry itu nyata, Kamehameha itu bisa dipelajari, dan sebagainya.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Pernah suatu saat aku bilang gini sama ibu ku dulu, “Mah, aku
pengen miara pokemon.” Dan ibuku cuma bilang “Pokemon teh naon?”. Aku tak bisa menjelaskannya dan hanya menujuk
ke televisi yang saat itu aku tonton. Ibuku tersenyum, dan dengan sabarnya menjelaskan bahwa
itu tidak mungkin ada. Aku sedikit kecewa namun aku masih punya
hewan menggemaskan lain yang ingin aku pelihara dan menayakannya lagi pada
ibuku.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
(<b>A</b>: Aku ;<b> I</b>: Ibu)</div>
<br />
<div style="text-align: left;">
<b style="text-indent: 36pt;"><br /></b></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="text-indent: 36pt;">A</b><span style="text-indent: 36pt;">: Tapi Mah
klo pinguin ada?</span></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="text-indent: 36pt;">I</b><span style="text-indent: 36pt;">: Ada</span></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="text-indent: 36pt;">A</b><span style="text-indent: 36pt;">: beliin aku
satu mah, aku pengen piara pinguin aja klo begitu.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="text-indent: 36pt;">I:</b><span style="text-indent: 36pt;"> *senyum sambil beranjak pergi ke dapur*</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hari kemudian tiba-tiba saja ibuku memberitahuku
bahwa di akhir pekan nanti kita akan pergi berwisata ke pantai pangandaran.
Setelah aku pikir-pikir sekarang, mungkin saja Ibu dan Ayahku sudah membahas
ini semua, dan menganggap anaknya ini kurang piknik dan butuh melihat dunia
nyata tak sekedar televisi. Maklum saja dulu saatku kecil mereka berdua sibuk
sekali bekerja, dan aku sering menghabiskan waktu kecilku bersama seorang pengasuh,
mainan-mainan, juga televisi.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: bold;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="text-indent: 36pt;">I</b><span style="text-indent: 36pt;">: nanti kita
ke pangandaran ya, kita berenang.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="text-indent: 36pt;">A</b><span style="text-indent: 36pt;">: Tapi disana
ada yang jual pinguin gak mah?</span></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="text-indent: 36pt;">I</b><span style="text-indent: 36pt;">: emm.. iya
klo ada nanti kita sekalian beli yaa..</span></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="text-indent: 36pt;">A</b><span style="text-indent: 36pt;">: CIHUUUY!!</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Sungguh senang dan bahagianya saat itu. Dan sekarang setelah
aku beranjak dewasa, aku tau semua itu hanyalah kebohongan kecil yang dibuat
orang tua demi menjaga impian anaknya. Yes, it’s white lies! Meski aku pernah sedikit
dibohongi, tapi aku bahagia saat itu, bahagia juga saat ini, dan
bahagia setiap kali aku mengingatnya. Malam tadi aku bisa tertawa di atas jamban
sebelum aku kembali melanjutkan tidur. Ya setidaknya aku belajar, bahwa tertawa di atas jamban lebih baik dibanding tertawa di atas penderitaan orang lain.</div>
</div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-60347963720476896702014-03-02T12:10:00.000+07:002014-03-02T12:10:11.077+07:00Maka aku akan merindukannya<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Kepada <a href="https://twitter.com/PosCinta" target="_blank">@poscinta</a>.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Tak ada kalimat pembuka yang teramat istimewa rasanya selain
ucapan terimakasih.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Terimakasih untuk poscinta yang melalui program tantangan #30HariMenulisSuratCinta
ini membangkitkan kembali gairahku bercinta dengan kata-kata. Dan dengan itu pula aku jadi sering menulis
surat kepada apapun, kepada teman-teman penulis lainnya, kepada selebtweet,
kepada orang-orang yang bernama Asep, bahkan kepada pohon dekat rumahku. Maklum
saja karna aku jarang sekali membuat surat, waktu sekolah dulu saja jika aku
sakit orang tua aku lah yang menuliskan suratnya untukku. Yaiyalah..<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Ini adalah tahun pertamaku mengikuti #30HariMenulisSuratCinta,
disini aku banyak belajar untuk melatih konsistensi, mengembangkan imajinasi
beserta kreatifitas, ya meski tidak setiap harinya aku membuat postingan tapi melalui
tantangan ini aku bisa berlatih dan semakin menemukan gaya tulisanku sendiri.
Dengan berbagi hasil tulisan kepada orang lain dan mendapat berbagai respon
dari pembaca. Walaupun memang tak banyak yang berkomentar tapi sangat
menyenangkan buatku ketika melihat statistik pengunjung yang drastis naik di
bulan ini. Apalagi untuk pembaca yang memberikan apresiasi-apresiasi komentarnya, aku
berterimakasih banyak. Berbagi celoteh dan kesenangan memang selalu
menyenangkan. Oh terimakasih pula untuk tukang pos ku <a href="https://twitter.com/misteeerius" target="_blank">@misteeerius</a> dan <a href="https://twitter.com/godhfd" target="_blank">@godhfd</a> yang sering aku repotkan menitipkan surat padanya, kalian memang bukan nabi yang menyampaikan surat cinta Tuhan kepada semesta, tapi karena kalianlah beberapa makhluk bumi mengintip planet kecil yang ada di isi kepalaku. <o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Sedih rasanya harus berpisah dengan #30HariMenulisSuratCinta
ini, tapi seperti kata salah satu tukang pos kalian <a href="https://twitter.com/dausgonia" target="_blank">@dausgonia</a>, bahwa “antonim
dari pertemuan ialah kerinduan.” Maka aku pun akan merindukannya, bukan
merindukan Daus tapi merindukan #30HariMenulisSuratCinta tentunya. Sangat
senang pula mendapati takdir bahwa gathering poscinta kali ini akan diadakan di
kota dimana aku tinggal, BANDUNG! Ya kota yang selalu membuat aku jatuh cinta
setiap harinya, meski terkadang menyebalkan dengan kemacetan dan bising
suara-suara kendaraannya, namun pohon-pohon, makanan-makanan, udara sejuk,
musik-musik indie, dan sebagainya lah yang membuat aku terus bertahan
bersamanya.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Sampai jumpa di #30HariMenulisSuratCinta berikutnya, sampai
jumpa pula di kota kelahiran dan kota tempatku bernafas selama ini. Mari bersua, mari berbagi
tertawa, semoga selalu bahagia.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Salam cinta,.<o:p></o:p></div>
</div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-59912504530091153512014-02-27T16:11:00.000+07:002014-02-27T16:33:27.472+07:00Manusia ialah gelas-gelas istimewa<div class="MsoNormal">
Surat balasan untuk Ajeka<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Halo lagi Ajeka, aku harap kamu sudah mandi dan setidaknya
sudah menggunakan wewangian minimal dua galon sebelum membaca suratku ini. Bukan
apa-apa aku takut kamu akan semakin dekil terkotori melalui jawabanku ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<a name='more'></a><div class="MsoNormal">
Mari kita mulai,</div>
<div class="MsoNormal">
*Uhuk* anggap saja aku ini konsultan
kehidupan untuk ses(a)at.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Aku panggil saja kamu ‘dek’ ya, biar kamu ngerasa terus
lebih muda dan aku merasa lebih bertanggung jawab dengan umurku saat ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi begini mengenai perubahan yang dek jeka tanyakan pada kutipan surat yang dek jeka tulis sebelumnya padaku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJbGGr5vyAPgN5SLPx6iCXFxfxNrGdQMp3IiLFC-mN_BquPgwUx61RE0_chB6_Lt4hmiVwn2X4CTBlqpnHx2M9erMzdii2Bsetr3DAKTsNSEjgtD3A-L-dda-okEBswjeS0bmqL5vcbMQ/s1600/surat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJbGGr5vyAPgN5SLPx6iCXFxfxNrGdQMp3IiLFC-mN_BquPgwUx61RE0_chB6_Lt4hmiVwn2X4CTBlqpnHx2M9erMzdii2Bsetr3DAKTsNSEjgtD3A-L-dda-okEBswjeS0bmqL5vcbMQ/s1600/surat.jpg" height="187" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">*klo gak jelas diklik aja*<br />
source: <a href="http://ydkzk.wordpress.com/2014/02/27/banyak-yang-berubah-baniholic/" target="_blank">blognya Jeka</a></td></tr>
</tbody></table>
</o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Menanggapi kata ‘perubahan’ dek Jeka sebetulnya mengingatkanku
juga pada apa yang aku alami beberapa bulan ke belakang. Ketika aku sendiri
merasa sudah banyak yang berubah dengan lingkungan sekitarku, mulai dari adik
perempuanku yang mulai menstruasi dan sekarang udah harus pake BH kemana-mana,
lalu teman-teman seangkatan kuliahku yang lagi trend cari kerja disana-sini sementara aku
masih terjebak di labirin gelap kampus, juga seseorang yang aku dulu kasihi
meninggalkanku pergi tanpa selebrasi, minimal potong tumpeng atau tiup lilin
dulu lah ya.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Menanggapi itu semua tentunya sebagai manusia biasa aku pun
panik, mereka berubah sementara aku rasanya
tak bergerak sedikitpun dan hanya mengikuti gaya gravitasi bumi, terdiam mematung,
dikerubungi lalat, juga mati dengan lidah menjulur hingga ke dalam tanah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi ketahuilah dek, kita tak se-menyedihkan itu,
sesungguhnya kita pun berubah tanpa kita sadari. Karena setiap kedipan, setiap
tarikan dan hembusan nafas manusia pada hakikatnya tak pernah ada yang sia-sia.
Bagiku manusia dianalogikan dengan
sebuah gelas yang tak pernah kosong, dan akan selalu ada hal apapun yang
mengisinya. Jika bukan air jernih yang mengisinya, mungkin air kopi, jus
mangga, jus jeruk, jus rambutan atau sekedar air teh yang sederhana. Bahkan
tanpa air yang mengisinya pun debu-debu yang dibawa udara akan mengisinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi, tak perlulah iri bahkan dengki untuk ingin terlihat
seperti orang lain. Mungkin mereka sukses tampil sebagai mahasiswa/i ketje di
kampusnya, tapi mereka belum tentu sepiawai dek Jeka memainkan tetris battle di
facebook. Pun begitu dengan aku, mungkin teman-temanku trendi dengan mencari
kerja, tapi mereka tak selihai aku dalam menikmati akhir masa-masa remaja. Tapi
tentu saja dunia selalu menuntut kita seperti apa yang banyak manusia lakukan,
dan itu ialah hal yang sebetulnya aku benci dari dulu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Siklus manusia pada umumnya (Lahir-bayi-anak
kecil-remaja-dewasa-tua-mati). Pada setiap fase itu tentunya selalu ada
tuntutan-tuntutan apa yang harus dikerjakan, jangan bimbang buatlah semuanya
sederhana, karena kehidupan itu sesungguhnya istimewa bahkan penuh dengan
kejutan. Mengenai siklus itu pun juga kan hanya formalitas dan sebatas teori,
bisa saja kata “mati” itu tiba-tiba menjadi fase ke-2, ke-3, ke-5 atau memang
seperti begitu adanya. Yang terpenting kita bisa menikmati setiap fasenya, pun
begitu dengan fase mati, mungkin sekarang dek Jeka akan bilang klo aku gila,
dan bergumam “bagaimana mungkin kematian bisa dinikmati?” tapi aku juga yakin
dek Jeka pasti tau bagaimana caranya membuat mati akan terasa nikmat. Benar!
dengan “mempersiapkannya”.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Oke kembali ke persoalan, Intinya, tak perlulah terlalu
dipusingkan dengan ingin tampak seperti orang lain, karena kamu adalah gelas
kosong yang akan kamu isi dengan apapun yang ingin kamu nikmati. Dan setiap
manusia ialah gelas-gelas yang istimewa. Selama kamu bisa menikmati hidup, maka selama itu pula hidupmu akan menyenangkan. Sederhananya lakukan saja apa yang kamu bisa lakukan (usaha), maka Tuhan akan melakukan apa yang kamu tak bisa (dengan berdo'a).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sekian dulu ya dek Jeka, sebelum semua tambah ngaco. Semoga kamu bisa mengambil hikmah
dari setiap kalimatnya, klo gak ada hikmah yang bisa diambil, ya ambil enaknya
aja. :p<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Salam,<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Bani yang lagi mabok
jamu buyung upik.<o:p></o:p></div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-70858779439685874182014-02-25T11:51:00.002+07:002014-02-25T11:53:35.974+07:00Kepada penenun dan si anak ajaib<div class="MsoNormal">
Haloo kalian,.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kalian yang sering memanggilku dengan kata depan ‘kakak’.
Oke mungkin dari segi umur aku lebih tua dari kalian, itu pun kehendak Tuhan
melalui langit. Tapi dari cara kalian membumi dengan tulisan-tulisan jemari aku
mungkin hanyalah sebutir adik balita.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="https://twitter.com/maharanifilen" target="_blank">Rani</a>, ya kamu dengan ‘<a href="http://penenunkata.blogspot.com/" target="_blank">penenun kata</a>’ milikmu, entah sudah
berapa banyak aku melihat koleksi baju hangat yang lahir dari ketekunan dan
ketelitianmu merajut benang-benang kalimat. Terkadang curhat, ada yang sedih ada pula yang
bahagia, ya begitulah memang kita ini manusia-manusia beriklim tropis, hanya
dua musim. Musim penghujan dan musim panas. Mungkin itu pula alasanmu membuat
‘penenun kata’. Agar kamu bisa membuat baju hangat saat kamu kedinginan atau
mendesain pakaian-pakaian bermotif cerah untuk musim-musim panas di
kehidupanmu. Tapi itu hanya persepsiku sih. Teruslah menenun kata dan merajut
asa, karena suatu saat mungkin negri ini membutuhkan pakaian-pakaian dari mu
untuk menutupi ketelanjangannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="https://twitter.com/ydkzk" target="_blank">Ajeka</a>, Jeka, Jeki..ah entahlah aku harus menyapamu dengan
nama pangilan apa. Kamu yang dari awal aku mengetahui dirimu dari mencuri
dengar, eh lebih tepatnya sih melihat beberapa akun yang berseliweran kala itu
di lini masaku, membicarakan namamu karena tulisan-tulisan di <a href="http://ydkzk.wordpress.com/" target="_blank">wordpress milikmu</a>. Dan benar saja setelah membaca
karyamu memang begitu menawan, sejujurnya kadang aku iri ingin secanggih
dirimu, terutama dalam membuat cerita fiksi. Ajeka kamu ajaib!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan untuk kalian berdua, aku sangat ingin berjumpa, menjabat
tangan-tangan mahir kalian yang selama ini karya-karyanya menjadi teman bagi
beberapa cangkir kopi yang aku nikmati. Sampai jumpa semoga suatu saat nanti
kita bersua. Terutama untuk Jeka, karena kita berbeda kota. Untuk Rani ayo saat gathering poscinta nanti
kita ‘bibita’ si jeka dengan berfoto ria.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Salam hangat, senang mengenal makhluk bumi seperti kalian.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-37312322830882257602014-02-24T11:50:00.000+07:002014-02-24T12:14:23.312+07:00Perjumpaan Bersama Mr.Sonjaya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdw52S3hU8RWQSc-VE_LzWYq4H0wh-785uHWYJdiHneB2dPa1XsTBklKC03VrURWs0lAzCB5p13i0qu25O_t3niUgu3bQrBKOo2-P4NBQ96UsmSTAsJJeqKMwF9qcG2T4tojW8OH7Dtds/s1600/1391934917496.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdw52S3hU8RWQSc-VE_LzWYq4H0wh-785uHWYJdiHneB2dPa1XsTBklKC03VrURWs0lAzCB5p13i0qu25O_t3niUgu3bQrBKOo2-P4NBQ96UsmSTAsJJeqKMwF9qcG2T4tojW8OH7Dtds/s1600/1391934917496.jpg" height="320" width="226" /></a></div>
<div>
<br /></div>
Mr.Sonjaya dari namanya tampak seperti nama seseorang yang berarti Tuan Sonjaya. Tapi Mr.Sonjaya ini ialah nama sebuah band indie bergenre accoustic folk yang bersimple tunes asal kota kembang. Pesona irama merdu dan lirik-lirik sederhana yang menyenangkan sekaligus syahdu ialah ciri khas karakter dari Mr.Sonjaya (red-). Jika tak percaya silahkan dengar di <a href="http://soundcloud.com/mrsonjaya" target="_blank">soundcloudnya</a>. Jangan salahkan saya jika kalian pun akan jatuh cinta.<span class="fullpost">
</span>
<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Saya sendiri pertama kali mengenal band ini semenjak 2012 lalu, ketika komunitas yang saya ikuti (SSChildBandung) saat itu merayakan ulang tahunnya yang pertama dan Mr.Sonjaya menjadi salah satu bintang tamu di acara tersebut. Dua tahun berselang hingga saat ini (2014) saya memang tidak begitu mengikuti, namun ketika saya bermain-main dengan 'soundcloud' tiba-tiba saja kembali menemukan Mr.Sonjaya secara tidak menyengaja. Yang pada akhirnya menggiring saya kembali pada memori-memori saat saya aktif menjadi volunteer di komunitas saya dulu yang bergerak di bidang 'ngasuh' atau bermain sambil belajar bersama anak-anak jalanan kota Bandung ini.</div>
<a name='more'></a><div>
<br />
Dan pada akhirnya setelah saya intip kemudian follow twitter mereka yang baru saya temukan kembali, ternyata kebetulan pada saat itu band ini akan menggelar konser intim atau mini konser bersama para penikmat musiknya, mereka tak ingin menyebut penikmat musiknya sebagai fans atau penggemar dan lebih suka memanggil dan memposisikan para penikmat musiknya itu sebagai sahabat. Pembawaan karakter positif dan bersahabat inilah yang mungkin membuat nilai lebih di hati para penikmat musiknya, begitu pula buat saya pribadi. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlAUCGU547kBblgDXqhe3Lb37AodE4tDwiOwVPqQd-dEGOkERKtR-CG5fTPhXOblvzAlUx20MCkdAf9OS2ZOsBke9_NP4BDiP6fcuEPsD3BlLXfgpyxPfnPwzTOdjGX6E3IdL-P-SxRCA/s1600/mini+konser.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlAUCGU547kBblgDXqhe3Lb37AodE4tDwiOwVPqQd-dEGOkERKtR-CG5fTPhXOblvzAlUx20MCkdAf9OS2ZOsBke9_NP4BDiP6fcuEPsD3BlLXfgpyxPfnPwzTOdjGX6E3IdL-P-SxRCA/s1600/mini+konser.jpg" height="225" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source: <a href="https://twitter.com/MrSonjaya" target="_blank">twitter.com/mrsonjaya</a></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
Terimakasih Mr.Sonjaya atas mini konsernya yang bertajuk 'Perjumpaan'. Seperti yang kalian katakan di akhir acara sore itu, "Sampai jumpa lagi di perjumpaan-perjumpaan berikutnya." Saya akan menantinya, dan sudah tidak sabar lagi menunggu album kalian. Sukses selalu Mr.Sonjaya dan tetaplah menyenangkan.<br />
<br />
Dan sore itu pun ditutup dengan foto bareng mereka, ahiiww~</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiCttX2KQTlCscdpX1m4i_AL_jgk7gjz4ILZTjzcCAJmq_D70WfA8oc5aZWqxc3QYzCh2eMHTAJ3IJrX_3kzAy5QZbjZLB-9alnsbCyIXpn2NjVeIF_P26wPDArn-yxWan7qCoYBCZjVo/s1600/perjumpaan6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiCttX2KQTlCscdpX1m4i_AL_jgk7gjz4ILZTjzcCAJmq_D70WfA8oc5aZWqxc3QYzCh2eMHTAJ3IJrX_3kzAy5QZbjZLB-9alnsbCyIXpn2NjVeIF_P26wPDArn-yxWan7qCoYBCZjVo/s1600/perjumpaan6.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Balem</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1bo2vT4wWeJBBjCSzGCi_Run3amN81gO2-3pfjC-CS67THPJCiZq4WOCqgfqRnJpkNZyBu5FCM5n7bQwONMs6nHtdEtRvocVoTTE66S_EJHJWgKcrnInAgb5c5fOz_T9YKiLbfAT0KMQ/s1600/perjumpaan5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1bo2vT4wWeJBBjCSzGCi_Run3amN81gO2-3pfjC-CS67THPJCiZq4WOCqgfqRnJpkNZyBu5FCM5n7bQwONMs6nHtdEtRvocVoTTE66S_EJHJWgKcrnInAgb5c5fOz_T9YKiLbfAT0KMQ/s1600/perjumpaan5.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Calawak</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-33470307530851310132014-02-21T09:31:00.000+07:002014-02-21T09:31:46.244+07:00Sampai Jumpa Pada Waktunya♠<div class="MsoNormal">
Kepada kamu yang indah disana.</div>
<div class="MsoNormal">
Ini tampak lucu lagi, saat aku ingin berkata bahwa aku rindu tapi harus merindukan
apa? Pertemuan? Kita bahkan belum sempat bertatap muka langsung dengan
menyengaja semenjak hari dimana aku tersadar bahwa kamu ialah seorang yang
seharusnya tak aku lewatkan keindahannya begitu saja.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bahkan tangan kita belum pernah untuk sekedar bersentuhan
dalam sebuah jabat salam, apalagi untuk saling menggenggam tangan berjalan mengitari taman pada sebuah sore. Tepat! itu hanya
mimpi indah di tidur siangku. Inginku untuk membuat satu memori
sebelum kamu benar pergi mengejar mimpi ialah dengan berbagi tawa, canda, dan
irama-irama menyenangkan di sebuah kedai kopi. Memori yang aku harap menjadi
satu dari sekian banyak alasan kamu merindukan kota ini.</div>
<div class="MsoNormal">
<a name='more'></a><br />
Mungkin disaat yang bersamaan ketika kedua kakimu menginjak lantai
kereta, kedua tanganku menengadah memanjatkan do’a. Semoga langkah-langkahmu selalu
dalam naungan petunjuk dan ridhaNya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kamu di palembang, aku di kota kembang. 20 jam perjalanan
katanya jika melalui jalur darat menuju kamu berada dari tempat kini aku terduduk.
Tapi seperti katamu, jarak hanyalah persepsi. “Selama melihat langit yang sama,
artinya kita gak jauh-jauh amat.” Dan aku sempat menimpalinya dengan, “Ya,
selama aku mampu melihat langit, maka selama itu pula aku bisa menggantungkan
harapan setinggi angkasa.”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Katamu jangan terlalu tinggi pula berharap, karna jika jatuh
akan teramat menjadi sakit. Tak apa karena bagiku jatuh bersama harapan ialah
cara terbaik untuk mampu berkali-kali bangkit. Beberapa hal membutuhkan belajar
dari luka dan andai saja bayi-bayi manusia itu menyerah karena terjatuh dari langkah pertamanya berjalan,
bayangkan berapa banyak manusia dewasa yang kini akan terus ‘merondang’.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku tak ingin membebanimu pula dengan urusan hati, aku tak
bermaksud memberitakan jika ada satu atau sekian banyak pria yang menunggumu
kembali. Berjuanglah disana menjadi gurita seperti kataku tempo lalu, hingga
banyak tanganmu memeluk sebanyak mimpi yang ingin kamu raih. Karena aku pun ingin berjuang di waktu yang sama
meraih peran impianku di dunia yang singkat dan fana ini. Urusan tepukkan
tangan yang sebelah atau keduanya bertepuk ialah urusan belakangan, yang
penting aku ingin kamu tahu, bahwa selama ini diam-diam aku mengagumimu,
menikmati celoteh dan candaanmu. Mencari-cari cara, mencuri-curi waktu. Aaah
indahnya! Semoga kamu tak muak dan bosan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sekali lagi, aku akan merindumu dengan lucu. Entah sampai kapan semua ini berakhir, dan
bagaimana akhirnya aku dan kamu pun mungkin tidak tahu. Tapi terimakasih sudah
mengizinkanku berkenalan dengan duniamu, menerka-nerka suara renyah tawamu, mengira-ngira tatapan kedua bola matamu, dan tentunya mengukur-ukur berapa derajat lengkung senyummu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Semoga sesekali kita bisa mengulangnya lagi, sebuah pertemuan yang tak menyengaja, tak hanya dalam nyata, namun juga dalam panjatan do'a. Di sujud panjang sepertiga malam, atau pada waktu dhuha.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Bahkan perasaanku pun bukan milikku,
hanya saja terlihatnya begitu.” katamu.</div>
<div>
<div class="MsoNormal">
“...dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati." (QS.3:119)</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sampai jumpa pada waktunya, waktu yang sesungguhnya aku nantikan, aku idamkan, saat kita nanti bertemu menyengaja. Entah di kota mana, kota kembang, palembang, atau di bumi belahan mana, tapi semoga disana ada kedai kopi nya.<br />
<br />
Tapi jika saja harapan-harapan ini harus sirna karena satu dan lain hal pada nantinya, tak apa. Karena aku sempat memberitahumu bahwa ini ialah satu episode yang aku senang menikmatinya.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ-WYvFkbrgVtbKFFvKnwWT6BMmh9MMvypo1i_ua_C0Qb4naUXk0_QAX73o4W1AAF-8F-g92IHgS5Gd7nX1ZF2jQVMTUg-5h2FjZ3gqnVuiplJe5V-fMwh_erlRhigHbif_TIFpDXMtJo/s1600/sabaryne.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ-WYvFkbrgVtbKFFvKnwWT6BMmh9MMvypo1i_ua_C0Qb4naUXk0_QAX73o4W1AAF-8F-g92IHgS5Gd7nX1ZF2jQVMTUg-5h2FjZ3gqnVuiplJe5V-fMwh_erlRhigHbif_TIFpDXMtJo/s1600/sabaryne.jpg" height="320" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">AHP :D</td></tr>
</tbody></table>
Dari seekor kelinci yang merindumu dengan lucu. Selamat menjalankan ibadah hijrah~</div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-29173414060081228002014-02-17T10:47:00.000+07:002014-02-17T10:50:31.973+07:00JA(t)UH CINTA<div class="MsoNormal">
Aku ingin mencinta, namun hanya kosong kutemui dalam nyata</div>
<div class="MsoNormal">
Bait-bait rindu berserakan menjadi debu</div>
<div class="MsoNormal">
Kepingan rasa sayang kini berwujud bayang</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tiada lagi peluk, yang tersisa hanyalah bunyi-bunyi burung
mematuk</div>
<div class="MsoNormal">
Tiada lagi kecup, karena bunga-bunga di tamanku semuanya kuncup
</div>
<div class="MsoNormal">
Tiada lagi belai, seakan asa tiada lagi aku gapai</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dimana lagi indah, sekelilingku ialah dinding gundah</div>
<div class="MsoNormal">
Kemana lagi senang, gerbang besar itu kini hanyalah untuk kukenang</div>
<div class="MsoNormal">
Siapa lagi itu bahagia, aku pikir namanya sudah berganti menjadi phobia</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lelah sungguh aku lelah, maka berhentilah</div>
<div class="MsoNormal">
Cukup,mari akhiri ini dengan beberapa kata</div>
<div class="MsoNormal">
Pintaku sederhana, aku hanya ingin saling mencinta</div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-29753205680231342652014-02-09T10:06:00.000+07:002014-02-09T10:07:11.385+07:00Aku Seorang Pembunuh<div class="MsoNormal">
Semalam kau datang lagi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bahkan kali ini dengan begitu berani, kau mendatangiku seorang diri.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dimanakah kawan-kawanmu yang biasanya kau bawa serta untuk
menyerangku seperti biasanya?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ataukah memang kau sudah cukup kuat untuk menghadapiku?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Asal engkau tahu, aku tak akan mengurangi kewaspadaanku
sedikitpun terhadapmu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tujuh malam sudah kau terus mengincarku dengan anggota
kelompokmu yang terus berganti.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Aku tak tahu apa yang mendasarimu sehingga kini tampak begitu
percaya diri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Mungkinkah karena engkau kini mengetahui titik-titik kelemahanku?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Atau dendammu padaku sudah begitu memuncak, karena banyak
kerabatmu yang sudah kubuat menemui ajalnya?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<a name='more'></a>Sorot matamu saat ini tampak penuh tekad untuk segera menusukkan
senjatamu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dari kepalan tanganmu nampaknya kau sudah sangat tak sabar
untuk memercikan darah-darah keluar dari tubuhku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kakimu tak bergetar sedikitpun meski aku menggertakmu dengan
suara yang lantang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sekali lagi aku peringatkan, “Mundurlah sekarang atau
nyawamu pun berakhir di tanganku!!!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Baiklah jika itu pilihanmu, rupanya kau tak mengerti
sedikitpun belas kasihan dariku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i>
<i>PLOK..!</i><br />
<i>PLOKK.!</i><br />
<i>PLOKKK!!!</i><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Ternyata kau memang berbeda dibandingkan teman-temanmu yang bisa kubunuh hanya dalam
satu tepukan saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku seorang pria yang membunuh seekor nyamuk dengan tiga tepukan
tangan.<o:p></o:p></div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-74981414564670583532014-02-08T11:00:00.000+07:002014-02-09T09:00:24.464+07:00KembaliHarus dengan kalimat apa aku mengawali surat ini. Surat atas
rasa cinta, kekaguman, juga pernyataan perasaan sayang yang kini kian hebat menjadi
bait-bait kerinduan kepadamu. Kepada
Kakekku yang kini terbaring dalam lelapnya kesejatian takdir untuk makhluk
bernyawa. Kini hanya nisan yang menandai keberadaanmu, dengan pusara sebagai
rumah dimana kau tinggal dalam nyata ini.<o:p></o:p>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br />
Bulan Juni tahun 2013 lalu menjadi bulan tanpa pancaran sinar
akibat puluhan pelayat yang menutupi sang surya untuk memberikan cahayanya.
Gelap kian merangkap bersama tangisan-tangisan sendu yang terus menderu. Irama-irama
suara manusia yang merapal untaian do’a semakin menyadarkanku bahwa ini semua
memang benar-benar nyata.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<a name='more'></a><br />
Kepada kakekku yang saat ini memang tak mungkin membaca
surat ini dengan sorot teduh matamu, sungguh aku rindu akan hadirmu disini. Maafkan
aku yang teramat menyesal tak hadir di detik-detik engkau benar akan pergi dari
kehidupan dunia ini. Aku yang terlalu bodoh untuk membaca kapan maut sekiranya
akan menghampirimu, atau aku yang terlalu optimis akan kembalinya kesehatanmu
dulu, sekali lagi maafkan aku yang tak berada di sisimu kala itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Teringat akan masa-masa dimana aku merawatmu di sebuah
ruangan rumah sakit di kota ini. Gundah gelisah serta raungan kata sakit yang
senantiasa engkau lontarkan setiap malam membuat aku terjaga dan sering menatapmu
iba. Tak banyak yang bisa aku perbuat memang selain mendekap erat kepalan
tanganmu dan berucap kalimat yang sama di samping telingamu, “istighfar kek,
Allah sedang menggugurkan dosa dan meninggikan derajatmu”. “Allah..AllAH..Allah..Allah..” dengan suara yang mengalun pelan engkau terus
berucap dari lisanmu hingga perawat datang. Butiran obat masuk ke mulutmu, tajam
jarum suntik menusuk kulit keriputmu membuatmu mampu tertidur pulas hingga pagi
menjelang. Hanya air mata berlinang kembali meluncur membuat dingin basah di
kedua pipi ku untuk mewakili bagaimana perasaanku pada saat itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Saat pagi datang, selalu ada senyuman darimu yang membuat
aku berpikir keadaanmu kian membaik. Aku merasa bahagia akan saat-saat dimana
aku menyuapimu sarapan dan melihatmu kian lahap menyantap setiap
sendokan nasi yang aku tawarkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Tiba suatu saat dimana aku beserta orang-orang yang mencintai
dirimu merasa lebih lega setelah mendengar kabar bahwa dokter mengijinkamu
untuk bisa kembali pulang seperti yang engkau cita-citakan . Aku kira ini akan
benar-benar membaik, hingga aku memutuskan untuk kembali ke kediamanku dan
melanjutkan aktifitas-aktifitasku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Namun beberapa minggu setelah engkau kembali, pada sebuah malam yang aku pikir biasa saja, telpon
rumah berdering sekitar pukul setengah sebelas malam. Saat itu ibuku yang mengangkat
telpon. Aku diam-diam memperhatikan nada suara ibuku yang tak biasa, ada isakan
tangis yang semakin lama menjadi lirih. Beberapa kalimat yang aku tangkap
memberiku petunjuk akan firasat yang tak mengenakan hati, ‘Innalillahi wa
Innailahiroji’un’ ‘kapan’ ‘kesana’ ‘kuat’. Sesaat setelah bunyi gagang telpon
tertutup, aku segera menghampiri ibuku yang tampak terkulai lemas, “Ada apa
mah?” kataku. Ibuku hanya bilang bahwa keadaanmu
sedang gawat dan kita harus segera bergegas menuju rumahmu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Setelah melakukan perjalanan satu jam, kami pun tiba di depan
pintu rumahmu. Pintu yang seharusnya tertutup jika sudah tengah malam seperti
saat itu, kini terus terbuka dan membiarkan udara malam masuk. Ini begitu ganjil
yang sekaligus menjadi ganjal untuk
membuat kakiku terasa ringan memasuki rumahmu dengan perasaan biasa. Langkah
demi langkah akhirnya menyampaikan aku pada jawaban akan pertanyaan yang
menjadi teka-teki sedari tadi. Disana aku temui dirimu yang sedang terbaring dengan
beberapa lapis ‘kain samping’ bermotif batik yang menyelimuti tubuhmu hingga ujung kepala. Menangis,
itu yang aku lakukan saat melihatmu seperti itu. Rupanya pintu rumahmu yang
sedari tadi terbuka itu mengisyaratkan bahwa engkau memang telah kembali yang
benar-benar kembali, engkau telah pulang yang benar-benar pulang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selamat jalan kakekku, hanya do’a yang bisa aku kirimkan saat
rindu terasa begitu menggebu. Semoga kita berjumpa lagi di alam yang membuat
kita terus mampu merasakan bahagia, dan tak pernah membuat kita terpisahkan lagi
dengan kata ‘kembali’.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tertanda,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Cucumu yang sedang rindu.<o:p></o:p></div>
Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-89677605107337674602014-02-05T16:25:00.000+07:002014-02-05T16:33:56.656+07:00Teruntuk Buah Hatiku Nanti<div class="MsoNormal">
Hai nak, ini Ayah.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Apa kabarmu saat ini? Apa parasmu merasa mirip denganku? Atau
dengan Ibu mu? Apa engkau lelaki ataukah perempuan?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Maaf ya nak, jika
surat dari Ayah ini sudah di buka dengan berbagai macam pertanyaan. Maklum saja
karna saat Ayah menulis surat ini jangankan mampu menerawang bagaimana
perangaimu, Ibu mu saja belum Ayah temui.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal">
Anakku tersayang, Ayah hanya ingin menyapamu dengan
kesempatan yang Tuhan berikan ini. Karena Ayah tidak tahu pasti apakah nanti
ayah memang benar-benar bisa berbincang denganmu, memelukmu, atau membesarkanmu
dengan penuh rasa kasih sayang sebagaimana Kakek dan Nenekmu saat ini lakukan
pada Ayah. Ayah tidak mampu melihat masa depan, bahkan satu detik setelah ini
pun Ayah tidak tahu pasti apa yang akan terjadi. Yang mampu Ayah perbuat
hanyalah berencana, berusaha, dan berdo’a sebagaimana manusia-manusia lain pada
umumnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Anakku, dengan Ayah menuliskan surat ini, semoga engkau pahami bahwa Ayah ingin belajar mencintaimu,
bahkan sebelum engkau benar-benar terlahir ke dunia ini. Tahukah engkau anakku,
bahwa hidup di dunia ini begitu mengasyikan sekaligus juga mengerikan. Akan
muncul banyak tantangan, ujian, cobaan bahkan juga kejutan-kejutan. Semua akan terasa mengasyikan saat engkau
menemukan apa itu kebijaksanaan dan menjalani kehidupan ini dengan niat berbuat
kebaikan. Namun akan terasa mengerikan jika kau melaluinya dengan penuh
kebencian, kekecewaan, juga berbuat keburukan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Begitulah yang sejauh ini Ayah tahu mengenai cara memaknai kehidupan.
Karena di dunia ini akan banyak hal yang kau temui. Segala sesuatu diciptakan
berpasangan sekaligus juga berlawanan. Hitam putih, gelap terang, pria wanita,
atas bawah, kanan kiri, baik buruk, surga neraka, dan banyak lagi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Anakku yang Ayah sayangi, sesungguhnya engkau ialah amanat dari
Tuhan bagi Ayah. Kau sendiri mungkin bingung karena kau tak bisa memilih dari Ibu
mana engkau akan terlahir, juga dari Ayah seperti apa engkau akan dibesarkan. Ayah
berharap kau bisa bangga dengan Ayah juga Ibu mu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mungkin saat kau pertama kali membaca surat Ayah ini, kau
sudah menginjak usia 6 tahun. Tapi ketahuilah wahai anakku, jangan terburu-buru
menyimpulkan apa sebenarnya isi dari surat ini. Bagaimanapun untuk saat ini kau
hanya baru bisa membaca dan butuh beberapa tahun lagi untuk bisa memahami. Maka
teruslah belajar dan belajar karena semesta ialah sekolah terbesar bagi seorang
pembelajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sekian dulu ya anakku. Semoga lain kali Ayah bisa mengirimmu surat lagi, Ayah juga berharap di surat berikutnya Ayah sudah bertemu sosok calon Ibu mu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Love U.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tertanda, Ayahmu.</div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-81337382310846006432014-02-04T12:00:00.000+07:002014-02-04T12:10:23.451+07:00Surat Kecil Untuk Tuan<div class="MsoNormal">
Untuk Dausgonia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sebelumnya, izinkan saya memperkenalkan diri, karena tak
kenal maka tak “wawuh". Klo tak “wawuh”
maka tak “heureuy”.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Perkenalkan nama saya Bani Sya’ban Nur Kholiq, panggil saja
Bani. Bukan apa-apa soalnya Kholiq ialah nama dari ayah saya, jadi saya
membiasakan orang-orang memanggil saya Bani, takut sewaktu-waktu main ke rumah
dan malah jadi lebih akrab sama ayah saya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Oiyah saya memiliki akun twitter @baniholic. Kalo berkenan
mungkin kak Daus bisa mengingat-ingat suatu malam dimana kak Daus mention saya
yang isinya saya tidak mengerti, namun setelah ditelusuri ternyata kak Daus saat itu sedang mencari sprei bermotif Jerapah. Entahlah apa yang salah dengan jari
kakak saat itu sehingga kakak salah mention yang harusnya tertuju pada tukang
sprei. <i>PFfft…</i><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi tenang kak, disini saya tidak akan curhat bagaimana
perasaan saya setelah secara tidak sengaja kak Daus samakan saya dengan tukang
sprei. Saya disini hanya ingin menyapa kakak sekaligus menyelesaikan tantangan
dari #30HariMenulisSuratCinta yang kebetulan hari ini temanya ialah “Untuk
Selebtweet”.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Iya bagi saya kakak ini ialah seorang selebtuwit. Karena apa?
Karena keliatannya sih seperti itu. Klo keliatannya seperti pohon maka itu mah tumbuh-tumbuhan namanya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ini juga kali kedua bagi saya untuk menulis surat yang
ditujukan kepada seorang pria. Karena seingat saya terakhir mengirim surat
untuk pria itu saat SD dulu, untuk si Amri. Itupun karena tugas dari guru
bahasa Indonesia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya sebetulnya geli untuk main surat-suratan sama cowok.
Apalagi ini temanya “menulis surat cinta”, ya semoga saja ini tidak menimbulkan
fitnah bagi kita berdua.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Disini juga saya mau mengucapkan terimakasih buat kakak yang
telah menginspirasi saya untuk sering ngobrol sama gagang pintu, mejik jar, termos,
lemari, kipas angin, dan segala perabotan di rumah saya. Dari kakak juga saya
bisa belajar mengambil foto dengan teknik “Kamera Mata”. Terus satu hal lagi, saat
kak Daus berubah puitis itu juga yang memicu saya untuk belajar bersyair. Iya
minimal suatu saat saya bisa menjadi penyair lauk seperti yang kak Daus
plesetkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kalo kak Daus tidak sedang sibuk melamun atau menggambar
pinguin bawah tanah, boleh kapan-kapan membalas surat saya ini. Semoga
berkenan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sekian dulu dari saya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sebagai bonus, saya tutup surat ini dengan pantun penutup
surat yang trendi di era 90an.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Buah Jeruk, Buah Delima. Tulisan Buruk, Jangan Dihina.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Empat kali empat sama dengan enam belas. Sempat tidak
sempat semoga berbalas.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
dan ini juga satu lagi deh bonusnya, demi gak dibilang "no pict hoax" saya gali-gali deh mention kakak waktu itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5LRYsa1Cp9ghmZWKaCvVHr1hFpJu4IJ-Y9jyP6d5o49ep8KKDQfMiEBh3HdUGyS25ZxyK1Jzyi4R-TxUhSTRnFWt9Gx9tERPBbSiZzYRmKxl8rIZOCtvkaMizCBqVzz12OEsz8OOvvQ8/s1600/sprei.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5LRYsa1Cp9ghmZWKaCvVHr1hFpJu4IJ-Y9jyP6d5o49ep8KKDQfMiEBh3HdUGyS25ZxyK1Jzyi4R-TxUhSTRnFWt9Gx9tERPBbSiZzYRmKxl8rIZOCtvkaMizCBqVzz12OEsz8OOvvQ8/s1600/sprei.jpg" height="322" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">insiden sprei jerapah</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Oke sekian dulu ya kak.</div>
<div class="MsoNormal">
Salam kenal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bani S Nur Kholiq<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">*Yang ingin tau lebih banyak lagi soal dausgonia bisa cek
twitternya<a href="https://twitter.com/dausgonia" target="_blank"> @dausgonia </a>atau main ke <a href="http://dausgonia.co/">dausgonia.co</a><o:p></o:p></span></div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-61175049193664432202014-02-03T13:29:00.000+07:002014-02-03T13:29:42.842+07:00Bianglala<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYmOgIQZylp6vwvSI2_oT4Go57ipeQfYRlmSRnzN0Qkq-rde2pN17v8L6beD-maGUXDsfckFi2sLLsB3Bdo9z4DH6-oF0_bnfDWlMkWQaM3RwnRb_j-PDo-HJbmh9J8aN6i5HEUViK28U/s1600/bianglala.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYmOgIQZylp6vwvSI2_oT4Go57ipeQfYRlmSRnzN0Qkq-rde2pN17v8L6beD-maGUXDsfckFi2sLLsB3Bdo9z4DH6-oF0_bnfDWlMkWQaM3RwnRb_j-PDo-HJbmh9J8aN6i5HEUViK28U/s1600/bianglala.jpg" /></a>Hidup bagai menaiki bianglala.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Berputar pasti memberimu posisi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Di atas dan di bawah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pejamkan mata rasakan hembusan udaranya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bukalah mata lihatlah angkasa seakan mendekat dengan kepala.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tertawalah, tersenyumlah, aku bianglala wahana yang ingin melihatmu
merasa bahagia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kini posisimu sedang berada di bawah, bahkan mungkin
terendah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Yang kau perlukan hanyalah rasa syukur, sebab kau akan segera
ditinggikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sadarilah disana tak ada jalan lain kecuali naik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kini posisimu sedang berada di atas, bahkan mungkin
tertinggi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Jangan terburu-buru untuk merasa puas, lantai langit tetap saja tak
mungkin kau pijak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Coba juga sesekali melihat ke bawah, agar kau ingat betapa
kecilnya jalur rumit antrian yang
membutuhkan kesabaran yang tadi kau lewati.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Andai kau menyerah mungkin kau tak bersamaku kini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Akulah bianglala, ajak sertalah orang-orang yang ingin kau
cintai.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Duduklah bersama, nikmati sensasinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Akulah bianglala, yang akan selalu mengajakmu berputar meski
kau sudah tak ingin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Akulah bianglala, carilah cara agar kau selalu bahagia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
ketika posisimu mendekati langit atau beberapa sentimeter
diatas tanah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
Dari Bianglala yang
bernama lengkap Roda Kehidupan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
Untukmu yang tentunya
masih menjalani hidup.<o:p></o:p></div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4360290216160906519.post-3317376346355836812014-02-02T18:56:00.002+07:002014-02-04T12:36:09.668+07:00Untuk Tuan Pohon KayuSore ini tak biasanya aku menyiapkan dua cangkir kopi untuk menemaniku duduk di teras rumahku. Bukan karena ada tamu, tapi karena ini...<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;">Hai pohon kayu..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Maaf aku sudah lancang untuk
mengirim surat padamu, padahal berkenalan dan menjabat tanganmu saja belum
pernah kita lakukan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Hai pohon kayu, apa kau tidak merasa
pegal untuk terus berada pada titik yang sama? Apa kau tidak iri satu
kalipun melihat kami para manusia terus berlalu lalang disekitarmu?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Apa mungkin sebenarnya kamu ingin
menghampiriku saat sore setiap kali aku duduk-duduk di teras menikmati senja
dengan secangkir kopi? Aku pun sesungguhnya ingin mengajakmu untuk bergabung dan
berbincang, karna aku terkadang bosan berbicara dengan manusia sepertiku. Aku
kadang merasa tak enak cerita pada mereka karna mereka bisa mengerti bahasaku
dan mungkin saja suatu saat ia mengumbar rahasia-rahasiaku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Tapi bolehkah aku memanggilmu tuan
pohon kayu? Maaf sebelumnya jika aku salah membuat sebutan untukmu, karena saat di sekolahku dulu aku
tak pernah diajari membedakan jenis pohon jantan ataupun pohon betina. Semoga
kau berkenan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Tuan pohon kayu, sesungguhnya aku
sempat dalam kebiasaan ngopi soreku itu menerka-nerka dirimu, maaf untuk kelancanganku
ini lagi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Dalam anganku, untuk menjadi besar
dan kuat seperti dirimu saat ini tentulah tidak mudah. Engkau tak dibesarkan
seperti aku yang manusia. Aku dibesarkan oleh kedua orangtuaku yang senantiasa
memberi asupan gizi juga kasih sayang sehinga aku mampu untuk tumbuh dan
berkembang. Sementara dirimu, engkau harus tumbuh sendiri melalui bertahan
dengan keadaan sekelilingmu yang tentunya tak bisa kau pilih. Karena akan sia-sia
meski kau tak suka sekalipun, kau tak memiliki kedua kaki untuk berlari.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Aku membayangkan dirimu saat kau
kecil, yang mungkin saja tak sengaja terinjak oleh kaki-kaki ceroboh kami. Dari
garis-garis guratan yang ada pada tubuhmu wahai pohon kayu, pastinya sudah
banyak malam yang kau lewati dengan kesendirian. Tak peduli gelap, terang,
gerimis atau bahkan badai, engkau pada akhirnya mampu menjadi kuat dan berdiri
kokoh seperti yang aku lihat sekarang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
“Semakin tinggi pohon semakin
kencang anginnya.” Itulah pribahasa yang selalu orang-orang disekitarku ucapkan
saat aku merasa ujian kehidupan datang padaku mulai terasa berat. Pribahasa itu
pula yang senantiasa mengingatkanku pada dirimu wahai tuan pohon kayu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Aku ingin belajar sepertimu, tetap
berdiri kokoh meski terkadang angin yang menerpa begitu kencang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Aku ingin sepertimu, yang tak
pernah memilih siapa yang berteduh dibawahmu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Aku ingin sepertimu, yang mampu mengurai
udara kotor dan mengubahnya menjadi nafas kehidupan bagi banyak makhluk hidup di muka bumi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Aku ingin sepertimu, yang tak
berlari dari kesendirian, kesunyian, dan mampu menghadapinya dengan penuh rasa syukur
terhadap apapun yang menjadi pemberianNya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Aku belajar bahwa dari gerimis,
hujan besar, bahkan dari kepedulian seseorang yang menyirammu pada intinya kita
hanya butuh air yang menjadi unsur utama apa yang sesungguhnya kita perlukan.
Masalah kecil, masalah besar, maupun pembelajaran dari seseorang yang peduli
dan memberi kita nasihat, pada intinya kita hanya butuh hikmah untuk bertahan hidup
dan semakin kokoh dengan jalan hidup yang kita yakini. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br />
Terimakasih tuan pohon kayu yang
membuatku berdiskusi dengan hati nurani, diammu bukanlah tak berarti. Kami saja
yang terlalu sibuk hingga kehabisan waktu untuk mencari arti.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Untuk sore ini, sebagai rasa
terimakasihku dan permintaan maaf atas kelancanganku padamu tuan pohon kayu. Maka izinkan aku menyirammu dengan
secangkir kopi yang memang sengaja aku siapkan untukmu sedari tadi.<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
di Teras Rumahku, 2
Februari 2014<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
Dari
seorang lelaki yang suka berbagi kopi untuk apapun yang ia cintai.<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
Bani s
Nur Kholiq<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span>Bhttp://www.blogger.com/profile/04498124471850154873noreply@blogger.com1