Senin, 27 Januari 2014

Sudah Seminggu

"Sudah seminggu ku di dekatmuada di setiap pagi, di sepanjang harimutak mungkin bila, engkau tak tahubila ku menyimpan rasa,.... *al ayat*"

Begitulah kira-kira yang telingaku dengar akhir-akhir ini dari potongan lagu yang dibawakan seorang penyanyi bernama lengkap Muhammad Tulus Rusydi.
iya telinga aku dengernya gitu! #CeuliAingKumahaAing

Yaudah disini aku gak akan ngomongin soal telinga apalagi telinganya Bang Tulus.
Disini aku lagi-lagi mau cerita soal manusia yang klo diitung-itung udah seminggu lebih aku mulai deket dengannya.
Manusianya itu bergender wanita, punya mata, punya telinga, sama punya hati juga, tapi gak tau dia nya punya rasa yang sama atau enggak sama aku. Ya klo sama es krim stroberi mah jangan ditanya, udah pasti beda.

Dari seminggu berlalu setelah aku beraniin diri minta nomor kontaknya, kini lambat laun menyapanya menjadi candu, seperti sang beruang kepada madu. keduanya menjadi satu saling terpadu seiring berjalannya waktu. Hingga melekatlah sebutan baru, beruang madu! Aku bersyukur untung si beruang dulu gak sering main-main sama comberan atau sama papatong. karna klo iya namanya jadi beruang comberan atau beruang papatong. iya! sudahlah! jangan dibahas!

Langit Bandung di Januari ini memang sering turun hujan, namun bagiku beraroma biskuit yang renyah. Karena bikin aku senang saja memandangi jendela-jendela yang sedang basah. Akhirnya dari pada cuma diem aja ngabisin waktu gak jelas ngeliatin jendela yang sebenernya gitu-gitu aja, ada baiknya sambil diisi juga dengan kesibukan. Aku pun membuat kesibukan, yaitu melamun.

Ditengah sibuk-sibuknya aku melamun banyak hal, akhirnya aku kehabisan bahan buat aku lamun-kan. Kali ini aku benar-benar diam, memandangi kaca-kaca jendela yang semakin tampak bergairah karena Bandung yang terus saja mandi basah. Senyap namun bising. Tak ada suara kecuali suara rintik air hujan dan suara hati kecilku yang semakin terasa seperti rengekan anak kecil yang sedang meminta mainan kepada ayah nya.

Suara hati: ayo-ayo cepet hubungi dia!
Aku: Jangan nanti ganggu! jam segini dia mungkin lagi sibuk nyeduh oralit.
Suara Hati: Udah cepet! mungkin aja dia nya juga sebenernya nunggu!
Aku: Iya dia mungkin lagi nunggu, tapi bukan nunggu pesan dari aku. Gak ah aku gak mau, aku takut pesan aku nanti malah bikin dia kelewatan angkot yang sedang dia tunggu.
Suara Hati: Mana mungkin hujan gini dia lagi di luar rumah, ayo cepet hubungi dia!!!
Aku: *kini mulai kesal* DIAM! AKU BUTUH WAKTU!!! Hingga aku yakin dia nantinya bukanlah seorang yang harus menjadi masa lalu!!!
Suara Hati: *sambil terkekeh* Rupanya sekarang kau sudah banyak belajar, tak sia-sia juga kau kuliah hampir 6 tahun.
Aku: SIALAN!!

Akhirnya percakapan dengan suara hati itu membuat aku lapar dan butuh sangu.
Setelah perutku kenyang akhirnya aku bisa kembali berpikir hingga membuat sebuah kesimpulan, bahwa rasa ini entahlah namanya, yang jelas aku mulai rindu, tapi juga malu.

Tapi memang ku akui bahwa aku seringnya kalah oleh si suara hati ketika malam menjelang. Mungkin ia dibantu oleh kekuatan kegelapan, cahaya bulan dan suara-suara jangkrik kebon. Hingga sebisa mungkin aku menghubungi si manusia bergender wanita tersebut saat jam-jam menjelang ia tidur. Aku masih memiliki tanda tanya tentangnya "mengapa ia jarang menghubungiku lebih dahulu?". Juga sebuah tanda seru tentangnya "Jika benar ia masa depanmu, maka ia tak mungkin menunggu, klo saat ini langkah kakimu tak berada di jalan yang ingin kau tuju!".

Bagaimanapun, suara hati tak pernah salah mengeja sebuah nama.
Tak seperti jemari yang kadang salah menari diatas keyboard.
Bagaimanapun, suara hati tak pernah sunyi membisikan sebuah ilusi.
Tak seperti air yang kadang tak gemercik saat kerannya ditutup.

Wahai engkau nona yang menyukai hal-hal berbau babi.
semoga saja engkau mulai menyukai kelinci.
ini bukan tentang haramnya babi, karna dari jilbabmu pastinya kau sudah mengerti.
tapi hai nona ketahuilah, saat ini kau mulai mengetuk sebuah hati.

Entah makan apa aku sore tadi, hingga aku ingin sekali menulis tulisan ini. Semoga dia pun disana lupa makan apa, hingga dia ingin sekali membaca tulisan ini. Dan buat kalian di mana pun saat ini, jangan lupa makan karna saking asyik baca tulisan ini.

~Sekian dulu, untuk sementara.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak