Hanya karena aku mengenalmu, maka kamu ialah temanku, maka
kamu ada dalam doaku. Seringnya begitu.
Ada kabar buruk yang membuat langit di kepalaku sementara ambruk. Kabar mengenai dirinya, temanku yang
baru saja dipanggil Ia dengan cara yang tak terduga.
Adalah Sri Madriani Sila Yogi seorang yang baru saja aku kenal
beberapa bulan ke belakang, seorang perempuan asal Bali yang berjuang hidup di
Bandung demi menggapai cita-citanya dan harus rela jauh dari kedua orang tuanya
lalu hidup mandiri disini.
Meski aku belum seberapa dekat menjadi temannya, tapi aku sempat
banyak mendengar cerita tentangnya.
Sri yang baik, yang ketika tak ada ongkos menuju tempat
kerja dengan rela berjalan kaki berkilo-kilo meter dari rumah menuju kantor (Dago-Pasteur),
dengan alasan tak mau merepotkan teman-temannya untuk sekedar meminjam uang kepada
mereka.
Sri yang baik, yang hampir setiap saat ia dan
teman-temannya makan di sebuah café atau tempat makan, ia selalu tak lupa menyisakan makanannya kemudian
membungkusnya untuk ia bawa pulang ke rumah lalu diberikan pada anjing
peliharaan kesayangannya.
Sri yang baik ialah seorang Hindu yang cukup taat,
setiap kali ia memesan makanan, atau ditawari makanan, ia begitu berhati-hati dan
selalu menolak apapun yang mengandung Sapi.
Jujur aku malu, aku yang sering menggerutu saat sedikit saja kehidupan tak mendukungku.
Aku malu, aku yang kekenyangan dan sering lupa kepada sesama makhluk.
Aku malu, aku yang terkadang lupa pada perintah agamaku.
Malam tadi aku membaca sebuah portal berita mengenai sebuah kecelakaan, disana ternyata tertulis namanya yang terselip
diantara nama-nama korban meninggal kecelakaan itu.
Selamat jalan Sri yang baik..
Engkau kini kembali pada Tuhan yang Maha Baik..
Bani-Bhena-Alit-Sri Sebulan yang lalu, di sebuah tempat makan |