Jumat, 21 Desember 2012

Memoria Hujan


Hujan, apa yang kalian rasakan atau ingat setelah mendengar kata tersebut? Iya, pasti akan banyak memori-memori atau perasaan tertentu yang langsung otak atau hati kalian gambarkan. Sungguh ajaib memang hujan itu, ciptaan Tuhan yang menjadi rahmat bagi bumi ini, seandainya Tuhan tak mengucurkan air dari langit apakah kita sanggup menyirami seluruh pepohonan yang ada di bumi ini? Mampukah kita memberi sumber kehidupan bagi makhluk yang ada di dataran luas ini? TIDAK.

Maha Suci Allah yang telah menciptakan butiran air yang turun dari awan. Selain fungsi hujan yang memberikan sumber air bagi kehidupan di bumi, rupanya hujan mampu memberikan nuansa jiwa bagi yang menikmatinya. Seolah dari setiap rintiknya menyimpan kenangan-kenangan orang banyak, kemudian jika air hujan turun kembali ke bumi dan pecah bertemu tanah, maka seolah kenangan-kenangan itu beterbangan untuk kembali ke pembuatnya.

Begitupun dengan aku, hujan mengirimkan banyak pesan yang tak bosan buat aku nikmati kembali.

Hujan di masa kecil
Hujan saat masa gue kecil dulu ialah teman alam yang selalu gue dan kawanan gue ajak bermain. Ketika kami bermain bola lalu hujan turun, kami tak  lantas menyudahi permainan, kami malah semakin menari riang di tengah lapangan, dan tak jarang selalu berujung tawa riang ketika kami kembali pulang.

Meski saat datang ke rumah lalu emak gue marah karena melihat pakaian gue yang kotor, tapi emak gue gak pernah kemudian melarang lagi bermain bersama hujan, iya karena emak gue bakal nyuci tuh baju kotor pake mesin cuci. Eeh bukan-bukan tapi emak gue tau bahwa bermain di bawah rintik hujan ialah salah satu cara untuk mensyukuri kucuran nikmat Tuhan dari langit.

Gerimis itu Romantis
Memasuki dunia dewasa, hujan masih tak henti menumbuhkan memori. Tak dipungkuri bahwa hujan turut berperan membangun suasana hati, tanya saja pada pribadi kalian? Pernah kah ketika galau melanda membabi buta lalu kemudian hujan turun dan kalian bergumam dalam hati kalian "Duuh, dunia pun seakan menangisi kesedihanku?" pernah kaan pernaah?
kamprets yee.. tapi memang begitulah sihir hujan yang mempengaruhi suasana hati.
Bahkan orang bijak botak mengatakan "Cara terbaik menyembunyikan air matamu ialah dengan menangis di bawah guyuran hujan." iyalah mana yang air ujan mana juga yang air mata,dan mana yang ingus lo. Namun dengan kemajuan teknologi cara itu dianggap kuno, dan orang-orang lebih milih menangis di bawah Shower.

Tapi tak jarang juga saat kita menikmati hujan bersama orang-orang yang kita kasihi, seolah kita menjadi aktor-aktor di Film India saat itu juga, hati riang senyum mengembang, kemudian nyanyi, dan manjatin pohon beringin terdekat.

Bahkan gue mengalami indahnya romantisme hujan itu sama si..*uhuk* pacar gue sekarang, sering sekali ditengah perjalanan kita naik motor keujanan, dan doi selalu bilang buat make jas ujan, tapi gue gak punya dan gak pengen beli, juga dengan kelembutan hati gue memberikan pengertian kepadanya, dengan bilang klo gue lebih suka menari di bawah hujan dibanding pake payung atau jas ujan di motor. Bukannya tersipu atas jawaban gue barusan, abis nyampe rumah doi dan gue malah jadi kena pilek, dan seminggu kemudian pacar gue beliin gue jas ujan.
Romantis kagak tuuh...?





Hujan dan Mereka
Saat kita euforia bersama kenangan-kenangan indah akan hujan, lalu di bagian bumi yang lain ketika hujan itu turun, bagaimanakah dengan perasaan mereka:

Bagaimana dengan mereka yang mau tidak mau harus tetap mengais rejeki di saat hujan dan badai sekalipun? Bagaimana dengan mereka yang TIDAK memiliki kendaraan mewah hingga tetap nyaman meski diguyuri hujan sekalipun?
Jika kau memimiliki pekerjaan dan kendaraan yang lebih baik maka syukurilah..



Bagaimana pula perasaan mereka yang terlantar di jalanan, tak memiliki rumah singgah, baju ganti berlebih, rumah dengan alas tanah dan langit sebagai atap, jika saat atap rumah mereka tak bersahabat??
Jika kalian memiliki rumah yang nyaman dan cukup hangat ketika hujan datang, juga saat kau bebas berganti baju ketika hujan membasahi pakaian kalian, maka bersyukurlah..

"Bentuk rasa syukur selain berucap oleh lisan, ialah memberi dengan uluran tangan."
ketika kalian memiliki waktu atau materi berlebih berbagilah dengan penuh kasih sayang pada sesama, mulailah dari lingkungan terdekat, lihatlah lingkungan sekitar, tak ada salahnya untuk menghentikan kendaraan mewah kalian dan sengaja turun menjumpai mereka untuk memberikan apapun yang kalian bisa.
 "Tuhan memberikan kita dua tangan, satu untuk menolong diri sendiri, dan yang lainnya untuk menolong sesama." -pernah baca dari bio teman.

"ketika hujan turun janganlah kau kutuki rintik mereka, jika kau ada janji dengan seseorang yang batal karenanya atau terhambatnya perjalananmu olehnya maka salahkanlah dirimu yang tak bijak dengan waktu juga alam."

~Begitulah hujan, seolah ceritanya tak mampu terhitung seiring dengan jumlah rintik-rintiknya. Takkan hilang dan terserap kembali menjadi kehidupan baru oleh tanah.~



sumber gambar: semua dipilih dengan random dari google.

4 komentar:

Tinggalkan Jejak